Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan IMF-World Bank, Indonesia akan Balik Modal 130 Juta Dollar AS Lebih

Kompas.com - 08/08/2018, 12:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak tahun 2017, pemerintah selaku tuan rumah telah menganggarkan dana untuk persiapan dan pelaksanaan IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018 di Bali.

Menjelang pelaksanaannya bulan Oktober mendatang, tim dari Panitia Nasional bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan studi untuk menghitung berapa dampak ekonomi dari perhelatan acara internasional tersebut.

Sebagai gambaran, IMF-World Bank Group Annual Meeting akan menghadirkan ratusan negara anggota sebagai peserta dan total tamu VIP yang akan datang sekitar 18.000 orang. Para tamu merupakan pejabat negara, gubernur bank sentral, hingga kepala negara yang artinya merupakan tamu high profile.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono kepada Kompas.com pada Rabu (8/8/2018) mengungkapkan, pihaknya masih menanti hasil perhitungan komprehensif mengenai dampak ekonomi Annual Meeting.

Namun, dia sudah melakukan hitung-hitungan kasar dan mendapati Indonesia sudah bisa balik modal beberapa kali lipat dari anggaran yang dikeluarkan sebagai tuan rumah.

"Hitung-hitungan itu, paling sedikit, kita bisa dapat 110-130 juta dollar AS dari spending tamu saja. Belum yang ke destinasi wisata dan dampak jangka menengah-panjangnya," kata Susiwijono.

Dia menjelaskan, total anggaran yang dialokasikan pemerintah sebagai tuan rumah Annual Meeting adalah Rp 855,5 miliar. Namun, hingga bulan Agustus, realisasi anggaran yang sudah digunakan sebesar Rp 566,9 miliar.

Besaran pengeluaran untuk persiapan dan pelaksanaan Annual Meeting di Indonesia terhitung lebih rendah dibandingkan dengan negara lain saat dulu menjadi tuan rumah perhelatan yang sama. Susiwijono membandingkan, Singapura hingga Peru bisa mengeluarkan anggaran yang jika dikonversi ke rupiah bisa mencapai Rp 1,1-1,5 triliun untuk menyelenggarakan Annual Meeting.

Lantas, dari mana perhitungan 110-130 juta dollar AS yang bisa didapat Indonesia nanti? Susiwijono menjelaskan, dari hitung-hitungan sederhana, para tamu bisa menginap dengan rate hotel mencapai 500 dollar AS untuk satu malam.

Annual Meeting dijadwalkan dari tanggal 8 sampai 14 Oktober 2018. Jika diestimasi, kemungkinan para tamu bisa menetap lebih lama hingga 10 atau 12 hari karena ada yang datang lebih awal atau hendak berlibur setelah event selesai.

"Kalau hitungan kasarnya bikin 300-400 dollar AS per malam saja dikali 18.000 (orang) sudah berapa. Kemudian spending mereka, kan itu orang-orang high profile. Paling sedikit keluarin 100 dollar AS per hari, bisa lebih. Seminggu bisa 1.000 dollar AS, dikali 18.000 sudah berapa," tutur Susiwijono.

Hitungan itu belum memasukkan biaya transportasi. Para tamu yang adalah orang high profile itu diasumsikan tidak menyewa mobil untuk dipakai ramai-ramai, melainkan mobil mewah yang diisi sendiri atau dengan asistennya saja.

"Beberapa gubernur bank sentral sudah bilang, karena lokasi Annual Meeting di Indonesia dan di Bali, mereka akan membawa pasangan dan keluarganya. Mereka akan menetap lebih lama, baik sebelum atau setelah event. Kalau ditambah lagi, itu akan luar biasa (dampak ekonominya)," ujar Susiwijono.

Meski memberikan perhitungan kasar, Susiwijono meminta untuk menunggu hasil studi dari Bappenas supaya dapat angka yang pasti. Dengan begitu, Annual Meeting diyakini dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terlebih event tersebut diadakan pada kuartal IV di mana biasanya pendorongnya hanya dari libur Natal dan Tahun Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com