Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Kopi Indonesia Belum Maksimal

Kompas.com - 08/08/2018, 12:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada ketimpangan antara pertumbuhan konsumsi kopi nasional dengan tingkat produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Padahal, Indonesia merupakan negara produsen utama kopi dunia dengan varian produk yang beragam dan kualitasnya diakui di pasar internasional.

"Konsumsi kopi nasional cukup pesat dalam lima tahun terakhir, 8,8 persen per tahun. Tapi, tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi yang cenderung stagnan bahkan negatif, rata-rata minus 0,3 persen per tahun," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Gathering dan Roundtable Discussion tentang Strategi Kebijakan dan Program Pengembangan Kopi Indonesia untuk Merespons Kebutuhan Agroindustri Kopi Global, Rabu (8/8/2018).

Menurut Darmin, kendala lain dalam mengembangkan kopi di Indonesia adalah masih kecilnya luasan lahan kebun kopi yang digarap petani.

Dari data terakhir, kebun kopi yang dikelola keluarga petani di Indonesia baru seluas 0,71 hektare per keluarga untuk jenis robusta dan 0,6 hektare untuk jenis arabika.

"Padahal, luasan kebun yang ideal untuk setiap keluarga petani adalah 2,7 hektare setiap keluarga," tutur Darmin.

Dari sisi produktivitas terhitung masih rendah dari potensi yang bisa digali.

Produktivitas kopi petani kini sekitar 0,53 ton per hektare dari total potensi sebesar 2 ton per hektare untuk kopi robusta dan 0,55 ton per hektare dari total potensi 1,5 ton per hektare untuk kopi arabika.

"Kombinasi dua permasalahan itu berimplikasi pada kemampuan finansial petani untuk modal memperluas kebun. Mau intensifikasi dan peremajaan kebun jadi sangat terbatas," ujar Darmin.

Sementara itu, bila dilihat data coffee market report dari International Coffee Organization (ICO) hingga akhir Juni 2018, komoditas kopi global mengalami defisit dalam beberapa tahun terakhir. Persisnya, defisit 1,36 juta karung pada 2017.

Kondisi itu dinilai Darmin bisa jadi peluang bagi Indonesia mengambil bagian dalam level nasional hingga global.

Terlebih, Indonesia sudah memiliki 21 jenis kopi yang dikategorikan sebagai coffee speciality dan memiliki sertifikasi Indikasi Geografi dari Kementerian Hukum dan HAM sebagai produk berkualitas dan spesifik.

"Bila kita tidak mengantisipasi masalah ini, tidak menutup kemungkinan dua sampai tiga tahun dari sekarang Indonesia malah jadi importir kopi. Maka, perlu langkah strategis untuk perkopian nasional," ucap Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com