Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bill Gates Bicara soal Perang Dagang

Kompas.com - 09/08/2018, 08:05 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bill Gates menyatakan, kondisi ketegangan perdagangan saat ini sebagai hal yang mengerikan. Sebab menurut dia, kondisi ini dapat mengancam pertumbuhan ekonomi secara global serta pasar tenaga kerja.

Salah satu orang terkaya di dunia ini mengatakan, meskipun saat ini perekonomian berjalan dengan cukup baik, namun dengan adanya perang dagang dapat memengaruhi kondisi ekonomi global.

"Memang isu perdagangan kali ini mengerikan, ketika Anda membuat orang lain membalas, saat Anda menaikkan tarif, ekonomi (global) tidak akan naik juga. Ada manfaat yang besar dalam perdaganga," ujar Gates dikutip melalui CNBC, Rabu (8/8/2018) waktu setempat.

Pendiri Microsot ini mengatakan, jika aksi saling balas ini diteruskan, maka dapat memberi dampak pada sejumlah industri. Terutama, industri dengan rantai pasokan yang cukup rumit.

Baca juga: Perang Dagang, China Umukan Pengenaan Tarif Impor 25 Persen Produk AS

Komentar sejenis tidak hanya diutarakan oleh Gates saja, tetapi juga berbagai organisasi besar. Dana Moneter Internasional (IMF) pun menyatakan pada Juli lalu, ancaman lanjutan dari AS terhadap mitra dagangnya terkait tarif dapat menurunkan pertumbuhan global sebesar 0,5 persen pada tahun 2020, atau sekitar 430 miliar dollar AS dari PDB.

Selain itu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pun merilis laporan pada bulan Juli yang menunjukkan adanya peningkatan proteksi perdagangan antara bulan Oktober 2017 hingga Mei 2018 di antara negara-negara kelompok G-20. Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo pun menyatakan prihatin dengan kondisi ini.

"Eskalasi yang berkelanjutan menimbulkan ancaman serius terhadap pertumbuhan dan pemulihan di semua negara, dan kami mulai melihat ini tercermin dalam beberapa indikator ke depan," ujar dia.

Sejumlah negara telah terseret ke dalam masalah perdagangan yang sebagian besar dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pekan lalu, China menyatakan telah siap untuk membalas dengan tarif untuk sekitar 60 miliar dollar AS produk Amerika, selang beberapa hari selepas pemerintah AS membocorkan, Presiden Trump menemui Menteri Perdagangan AS Robert Lighthizer. Trump meminta Lighthizer untuk mempertimbangkan untuk meningkatkan tarif terhadap 200 miliar dollar AS produk China menjadi 25 persen, dari yang sebelumnya 10 persen.

Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko juga mengalami hal yang sama dengan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com