Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneropong Prospek Saham Telekomunikasi di Tengah Tahun 2018

Kompas.com - 09/08/2018, 17:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja saham dan keuangan emiten telekomunikasi masih dibayangi registrasi prabayar yang diterapkan pemerintah beberapa waktu lalu.

Namun demikian, registrasi tersebut tidak menyurutkan beberapa emiten telekomunikasi untuk terus melakukan ekspansi jaringan.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui anak usahanya, Telkomsel gencar membangun jaringan telekomunikasi khususnya broadband. Ini terlihat dari jumlah BTS on air mereka yang meningkat 19,9 persen dari sebelumnya 147 juta menjadi 176 juta.

Emiten lain yang fokus membangun BTS adalah PT XL Axiata Tbk. Ini dibuktikan dengan meningkatkan jumlah pembangunan BTS mereka dari 94 juta menjadi 112 juta.

Analis saham dari Bahana Sekuritas, Andri Ngaserin mengatakan, pembangunan jaringan telekomunikasi memang harus dilakukan oleh operator telekomunikasi jika ingin mempertahankan kinerja keuangan dan jumlah pelanggannya. Apalagi jika emiten telekomunikasi ingin meningkatkan jumlah pelanggan data.

Kebutuhan akan broadband di Indonesia menurut Andri sangat tinggi. Dengan demikian, operator telekomunikasi getol menggelontorkan capital expenditure (belanja modal). 

Operator yang saat ini gencar menggelontorkan capex adalah Telkomsel dan XL. Fitch Ratings mencatat rata-rata capex yang dikeluarkan operator untuk pengembangan jaringan sebesar 20 persen dari pendapatan mereka.

Andri menilai wajar operator mengeluarkan banyak dana untuk melakukan investasi guna menggembangkan layanan data dan digital. Sebab, broadband akan menjadi tulang punggung pendapat emiten telekomunikasi ke depan.

"Nantinya investor hanya akan melirik emiten telekomunikasi yang memiliki komposisi pendapatan data terbesar. Laba bersih Telkom yang mengalami penurunan dikarenakan Telkom dan Telkomsel melakukan investasi yang sangat besar di broadband," kata Andri dalam pernyataannya, Kamis (9/8/2018).

Hingga saat ini, emiten yang dinilai Andri memiliki komposisi pendapatan data lebih besar dari legacy adalah XL. Sedangkan Telkomsel dinilai Andri masih mengarah untuk menuju ke layanan data. 

Andri meyakini, investasi Telkom dan Telkomsel yang besar di layanan data, akan membuat komposisi pendapatan mereka akan berubah dari legacy menjadi ke data dan bisnis digital .

Dari data laporan keuangan Telkom disebutkan bahwa bisnis digital Telkomsel mengalami kenaikan sangat signifikan yaitu 17,5 persen. Jumlah tersebut memegang kontribusi 49,7 persen dari total pendapatan Telkomsel.

Padahal di tahun 2017 lalu  bisnis digital hanya memegang 39,3 persen dari total revenue Telkomsel.

"Sedangkan untuk Indosat saya masih belum bisa melihat mereka menuju ke layanan data. Itu disebabkan jaringan mereka yang kurang bagus, karena selama ini mereka melakukan perang harga, Indosat saat ini berat untuk meningkatkan revenue karena jaringannya yang kurang baik. Untuk telpon saja susah apalagi untuk data," sebut Andri.

Dari tiga emiten telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Bahana Sekuritas menilai Telkom melalui Telkomsel masih memiliki ARPU (average revenue per user) terbaik yaitu Rp 41.000. Sementara XL memiliki ARPU Rp 34.000. Adapun Indosat memiliki ARPU terendah yaitu hanya Rp 12.000.

Dengan mereka tidak melakukan perang harga, diharapkan industri telekomunikasi menjadi lebih sehat. Untuk membuat industri telekomunikasi menjadi sehat, Andri berharap tarif data tidak jor-joran lagi.

," pungkas Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com