Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Mendag Manfaatkan Peluang saat Terjadi Perang Dagang

Kompas.com - 10/08/2018, 13:17 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, motor penggerak utama ekonomi Indonesia adalah ekspor dan investasi. 

Untuk itu, pemerintah banyak menerbitkan kebijakan untuk menarik investasi, terutama yang berorientasi ekspor.

Enggartiasto menjelaskan, pengaruh eksternal tetap dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya yakni perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

“Dalam ekonomi global yang tengah dipengaruhi perang dagang itu, Indonesia tidak perlu ikut melakukan perang dagang dengan negara lain. Indonesia justru harus bisa memanfaatkan peluang yang muncul dari kondisi ini bagi kepentingan Indonesia,” ujar Enggartiasto dalam pernyataan tertulis, Jumat (10/8/2018).

Baca juga: Perang Dagang, China Umumkan Pengenaan Tarif Impor 25 Persen Produk AS

Mendag memrediksi, dampak langsung perang dagang AS-China terhadap Indonesia dalam jangka pendek relatif kecil.

Pasalnya, pengaruh keterkaitan ke depan antara Indonesia dengan China maupun AS untuk produk-produk yang dinaikkan tarifnya juga sangat kecil, yakni antara 0,01 persen hingga 0,03 persen.

Dengan kenaikan tarif yang ditetapkan AS dan China itu, ia melanjutkan, maka akan terjadi pengalihan dagang untuk produk-produk tersebut. Artinya, AS dan China akan mencari pasar alternatif ke negara lain, termasuk Indonesia.

Apabila penerapan tarif tersebut meluas ke produk-produk lainnya, maka dapat mengganggu hubungan Indonesia-AS dan Indonesia-China.

Baca juga: Saat Bill Gates Bicara soal Perang Dagang

Hal ini juga dapat menimbulkan potensi pengalihan pasar yang lebih besar yang dapat menganggu industri di dalam negeri.

Perang dagang AS-China juga akan membuat perekonomian negara-negara tujuan ekspor kita yang lain terganggu. Namun, hal ini tergantung dari daya tahan masing-masing negara dalam mengendalikan pertumbuhan ekonomi,” kata dia.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito memrediksi, dampak langsung perang dagang AS-China terhadap Indonesia dalam jangka pendek relatif kecil. 
Dok. Humas Kemendag Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito memrediksi, dampak langsung perang dagang AS-China terhadap Indonesia dalam jangka pendek relatif kecil.

Oleh karenanya, Indonesia berupaya menjalin kemitraan perdagangan yang lebih kuat dengan negara-negara lain, termasuk AS dan China.

Dengan AS misalnya, pada 24—27 Juli 2018, Mendag bersama pengusaha Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, AS, guna memperkuat perdagangan bilateral kedua negara.

“Indonesia ingin menjalin perdagangan yang lebih positif dengan Pemerintah dan pelaku bisnis AS sehingga kedua negara sama-sama mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada melakukan perdagangan sepihak,” ujar dia.

Sengketa dagang

Selain itu, kunjungan itu juga dalam rangka menjawab kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dinilai AS tidak menepati keputusan panel Badan Penyelesaian Sengketa WTO (DSB) terkait dengan produk pangan dan hortikultura. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com