Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dua Perusahaan yang Dirintis Sandiaga Uno

Kompas.com - 11/08/2018, 06:46 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno, memiliki rekam jejak yang panjang sebagai seorang pengusaha.

Sebelum akhirnya melepas sejumlah kepemilikan di perusahaan-perusahaan miliknya karena mengemban jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga punya peran besar dalam merintis dua perusahaan yang masih eksis sampai saat ini.

Dua perusahaan yang dimaksud adalah PT Recapital Advisors dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Recapital maupun Saratoga merupakan perusahaan yang dimulai dan dijalankan Sandiaga bersama sejumlah rekannya ketika dia terkena dampak krisis moneter tahun 1997 silam dan sempat menjadi pengangguran selama beberapa bulan.

Dilansir oleh Bloomberg.com, tercatat bahwa Recapital merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan jasa penasihat keuangan. Melalui anak usahanya Recapital juga bergerak di bidang lain, seperti asuransi jiwa dan layanan perbankan.

Baca juga: Bertemu Sandiaga, Menko Luhut Minta Tak Ribut-ribut soal Reklamasi

Recapital didirikan tahun 1997 dengan basis di Jakarta dan saat ini merupakan anak usaha dari PT Renaissance Capital Asia. Kantornya beralamat di Gedung Recapital lantai 10-11 di Jalan Adityawarman Kavling 55, Jakarta Selatan, dengan posisi eksekutif utama ditempati oleh Thomas Warren Shreve selaku CEO dan Sandiaga sebagai Co-Founder.

Sementara di jajaran dewan direksi, ada Rosan Perkasa Roeslani selaku Ketua dan dua anggota yaitu Elvin Ramli serta Bernardi Djumiril. Informasi lengkap mengenai Recapital terdapat di laman resminya, recapital.co.id, namun, ketika Kompas.com mengaksesnya pada Sabtu (11/8/2018) pagi, laman tersebut tidak bisa terbuka.

Tidak lama setelah ada Recapital, Sandiaga bersama rekannya, Edwin Soeryadjaya, melihat ada peluang dari ketidakpastian ekonomi dan politik pada tahun 1997. Edwin merupakan pengusaha sekaligus anak kedua dari William Soeryadjaya, pendiri Astra International.

Mengutip laman resmi Saratoga di saratoga-investama.com, disebutkan bahwa Edwin dengan Sandiaga menangkap momen untuk menjajaki peluang investasi, di mana banyak investor saat itu memindahkan investasinya ke luar negeri.

Baca juga: Ikut Tax Amnesty, Sandiaga Uno Tidak Takut Dipolitisasi

Dari sana, didirikanlah Saratoga tahun 1998 dan terus beroperasi sampai saat ini. Saratoga merupakan perusahaan yang mengelola investasi sejumlah perusahaan hingga bisa merambah ke banyak sektor usaha melalui berbagai perusahaan yang bekerja sama dengan mereka.

Salah satu investasi yang dijajaki oleh Saratoga adalah di Adaro selaku perusahaan yang bergerak di bidang energi, khususnya batubara. Berkat Saratoga berinvestasi di Adaro tahun 2001, penawaran umum perdana atau IPO Adaro tahun 2008 mencatatkan angka yang terbesar di pasar modal Indonesia.

Setelah sukses dengan Adaro, Saratoga berinvestasi lagi di Tower Bersama Infrastructure Group (TBIG) bersama dengan Provident Capital tahun 2004. Dari yang awalnya hanya ada tujuh menara telekomunikasi, TBIG tumbuh hingga kini memiliki lebih dari 11.000 situs telekomunikasi yang melayani 18.000 penyewa di Indonesia.

Saratoga juga merambah ke sektor konsumer, dengan berinvestasi di Mitra Pinasthika Mustika (MPM). MPM merupakan perusahaan otomotif yang memiliki pangsa pasar di sepeda motor ritel, distribusi sepeda motor, komponen sepeda motor, minyak pelumas, dan pembiayaan sepeda motor.

Di sektor infrastruktur, Saratoga berinvestasi di PT Lintas Marga Sedaya (LMS) yang menjadi pemegang konsesi jalan tol Cikopo-Palimanan atau Cipali. Tol Cipali merupakan akses alternatif yang disediakan pemerintah untuk memperlancar angkutan mudik pada Lebaran tahun 2016.

Tahun 2013, Saratoga secara resmi masuk pasar modal Indonesia dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saratoga ke depan akan terus menambah nilai portofolio investasinya di tiga sektor utama, yaitu sumber daya alam, infrastruktur, serta konsumer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com