Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Cari Pekerjaan? Berhati-hatilah dengan Postingan di Media Sosial Anda

Kompas.com - 13/08/2018, 08:05 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pikirkan lagi sebelum Anda memposting sesuatu, pencari kerja di perusahaan atau divisi human resources (HR) berpotensi melihat kepribadian Anda dari postingan media sosial.

Menurut survei oleh CareerBuilders yang dikutip dari CBS News, 70 persen perusahaan melihat apa yang diposting calon pekerjanya di akun Facebook, Snapchat, Twitter dan lainnya.

Sedangkan 57 persen perusahaan mengatakan mereka mengesampingkan mempekerjakan seseorang karena konten yang mereka temukan dalam media sosial calon pekerjanya tersebut.

Baca juga: Proses Rekruitmen Lama Bikin Pencari Kerja Kecewa pada Perusahaan Besar

Penasihat karir senior untuk CareerBuilders Michael Erwin mengatakan, para pencari kerja bisa mempertimbangkan kemungkinan itu dan membersihkan hal-hal yang mungkin sensitif di media sosialnya sebelum mencari pekerjaan.

"Ketika melihat melalui media sosial sedang mencari pekerjaan, kita sering lengah dengan apa yang diposting. Kita mungkin pernah memposting hal-hal yang mungkin dianggap tidak berkenan bagi calon perusahaan,” ujar Michael.

Namun, hal tersebut tidak berarti harus menghapus akun media sosial. Karena, 47 persen dari perusahaan juga mengatakan mereka cenderung tidak memanggil kandidat untuk wawancara jika mereka tidak dapat menemukan rekam jejak calon karyawan itu di media maya.

Survei nasional yang dilakukan oleh The Harris Poll untuk CareerBuilder yang dilakukan antara 4 April-1 Mei 2018 yang mengambil contoh dari 1.000 manajer perekrutan dan profesional sumber daya manusia.

Pada tahun 2008, CareerBuilders menemukan bahwa hanya 22 persen perusahaan melihat keberadaan media sosial pencari kerja.

Baca juga: 6 Karakter yang Harus Dimiliki Pencari kerja

Perusahaan tidak hanya memata-matai media sosial calon pekerjanya, kata Erwin. Sekitar 2/3 persen perusahaan mengatakan, mereka menggunakan mesin pencari (search engine) untuk melakukan penelitian kepada pada kandidat pelamar.

“(Mereka) selalu siap untuk googling atau mencari kandidat potensial untuk perusahaan,” kata Ahli Teknologi Konsumen Katie Linendoll.

“Jika Anda harus berpikir dua kali tentang sesuatu yang akan diposting, maka jangan melakukannya. Namun, jika merasa nyaman dengan pos apa pun maka itu dapat diterima,” ujar Katie.

Jika pencarian secara online muncul informasi yang tidak ingin calon perusahaan untuk melihat, sudah ada teknologi untuk membantu membersihkan jejak, kata Katie.

Aplikasi pembersihan cepat seperti Tweet Deleter, atau ekstensi browser untuk Chrome yang disebut Social Book Post Manager, akan melakukan trik tersebut.

Menurut CareerBuilders, perusahaan biasanya fokus untuk mencari foto-foto yang tidak pantas, diskriminasi ras, pernyataan agama atau gender, informasi tentang penggunaan narkoba dan alkohol, dan bukti perilaku kriminal.

Kemudian, apakah kamu pernah terlibat kasus di perusahaan sebelumnya? Biasanya, industri teknologi dan manufaktur yang sering melakukan ini dengan memantau media sosial calon pekerjanya.

Pantuan mereka tidak berhenti setelah seorang karyawan dipekerjakan. Hampir separuh dari semua pengusaha mengatakan mereka memantau situs media sosial pekerja secara teratur.

Sekitar sepertiga mengatakan mereka telah menegur atau memecat pekerja karena postingan mereka di media sosial.

"Orang-orang perlu menggunakan akal secara sehat ketika memposting sesuatu di media sosial," Kata Erwin. Namun, sayanganya hal tersebut kadang luput dari ingatan orang kebanyakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com