Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Mulai Siapkan Tim Ekonomi

Kompas.com - 13/08/2018, 11:37 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan  Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin serta Carpres Prabowo Subianto  dan Cawapres Sandiaga Uno mulai membentuk tim ekonomi.

Beberapa nama begawan ekonomi Indonesia mulai disebut-sebut. Bahkan pasangan Prabowo-Sandi, dikabarkan sudah meminta mantan Gubernug Bank Indonesia (BI) Burhanudin Abdulah dan Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier untuk menjadi tim ekonominya.

Anggawira, Fungsionaris DPD Partai Gerindra bilang, sejauh ini ada beberapa nama sudah dikumpulkan. “Sudah ada pembentukan tim ekonomi, sedang dibahas, ada Burhanudin Abdulah, Fuad Bawazier,  tokoh-tokoh senior, dan dari yang muda juga ada saya,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Hanya, kata Angawira, para tokoh tersebut masih belum membahas soal visi dan misi ekonomi sang calon presiden. Nama-nama tersebut juga belum dikukuhkan secara resmi, karena masih dalam tahap penyusunan.

Baca juga: Darmin: Pasar Sambut Positif 2 Pasang Capres dan Cawapres

Selain dua orang itu, ekonom dari partai pengusung yaitu PAN dan PKS juga akan dilibatkan. "Ada nama seperti Drajad Wibowo dari PAN dan dari PKS juga saya lihat ada ekonom-ekonom yang bagus juga,” ujarnya.

Dia menyebut, sejauh ini Prabowo-Sandiaga konsen terhadap pembangunan ekonomi. Bahkan ini kerap menjadi isi pidato Sandiaga di setiap kesempatan.  “Jelas kalau untuk ekonomi, lapangan pekerjaan dan harga-harga yang tidak stabil akan menjadi konsen utama. Bagaimana kita melaksanakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan,” katanya.

Prabowo-Sandi, menurutnya, akan fokus pada pengembangan ekonomi berbasis sektor pertanian dan agro industri. Hal itulah yang kemudian akan dimaksimalkan demi tercapainya ekonomi yang berkeadilan dan merata

Di sisi lain, pasangan petahana Jokowi-Ma'ruf Amin juga masih menggodok nama-nama tim ekonominya. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi, pihaknya masih menyusun nama-nama tim yang akan mempertajam visi dan misi ekonomi jagoannya.

"Untuk nama - nama tim, masih disusun kelengkapannya," ujarnya kepada Kontan, Minggu (12/8/2018).

Baca juga: Saham Saratoga Menguat, Prabowo-Sandiaga Bisa Penuhi Harapan Pasar?

Sayang, dia menutup rapat nama-nama yang akan diusung, sebab menurutnya, penyusunan kelengkapan tim tersebut masih dirapatkan di tingkat Sekretaris Jenderal sejumlah partai yang pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Kepastian hukum

Kepada tim ekonomi kedua Capres dan Cawapres, Kadin Indonesia berharap, kepastian hukum berbisnis akan semakin ditegakkan. Kepastian itu juga termasuk dalam kepastian regulasi yang tidak mudah berubah-ubah. Kemudian adanya harmonisasi antara peraturan di pusat dan di daerah.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan International Shinta W Kamdani mengatakan, siapapun yang terpilih, Kadin akan melihat visi dan misinya. Kadin berharap pembangunan hard dan soft infrastucture dijalankan.

Hard infrastucture menjurus pada peningkatan konektivitas khususnya transportasi. Sedang soft infrastructure, memastikan pembangunan sumber daya manusia yang menjadi inti pembangunan. (Abdul Basith, Arsy Ani Sucianingsih, Kiki Safitri)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Jokowi & Prabowo mulai bentuk tim ekonomi

Kompas TV Namun ada sekitar  20-30 persen pemilih yang mengambang dan pemilih baru yang relatif memili preferensi pilihan dengan memperhitungkan visi dan misi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com