Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Denda 350 Juta Dollar AS, Indonesia dan AS akan Bertemu di Jenewa

Kompas.com - 14/08/2018, 06:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Amerika Serikat akan melakukan pertemuan di Jenewa, Swiss, terkait tindak lanjut keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai kebijakan impor produk hortikultura dan hewan. Pertemuan rencananya digelar pada Rabu (15/8/2018).

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, perwakilan Indonesia akan meminta penjelasan AS soal permohonan mereka agar Indonesia membayar denda 350 juta dollar AS.

"Perwakilan akam merinci, apa saya yang menurut mereka tidak kita patuhi. Kita cari kejelasan dulu. Mereka wajib jelaskan yang tidak sesuainya bagaimana," ujar Oke di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Oke mengatakan, dalam rapat panel 22 November 2017 lalu ada 18 hal yang harus diputuskan. Salah satunya yakni Indonesia harus mengubah ketentuan soal impor produk hortikultura dan produk hewan.

Baca juga: AS Akan Denda Indonesia 350 Juta Dollar AS, Ini Upaya Pemerintah

Indonesia pun melakukan revisi terhadap regulasi dan menerbitkan Permendag Nomor 64 Tahun 2018 dan Permentan Nomor 24 Tahun 2018 tentang Ketentuan dan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura serta Permendag Nomor 65 Tahun 2018 dan Permentan Nomor 23 Tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan. Sebagaimana putusan WTO, revisi dilakukan paling lambat 8 bulan setelahnya atau sebelum 22 Juli 2018.

Menurut Oke, pemerintah Indonesia telah mematuhi putusan tersebut. Namun, AS hanya diberi waktu 20 hari sejak 22 Juli 2018 menggunakan haknya untuk mengajukan permohonan.

"Mereka belum sempat pelajari mungkin, jadi mereka reserve dulu haknya. Soal keputusan berapa besarnya itu arbitrase yang memutuskan," kata Oke.

"Indonesia sudah menyatakan bahwa kita sepenuhnya sudah memenuhi itu," lanjut dia.

Angka 350 juta dollar AS merupakan potensi kerugian AS akibat kebijakan pembatasan impor produk daging dan hortikultura tahun 2017 silam.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan akan mengirim tim untuk membahas hal tersebut dengan pemerintah AS.

Menurut Darmin, sebelumnya hal ini sudah dibahas saat tim Kementerian Perdagangan bertandang ke AS dan saat itu didapati responsnya positif. Padahal, selama ini banyak produk asal AS yang termasuk komoditi dalam keputusan WTO sudah masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah kedelai yang memang paling besar berasal dari AS.

"Kita setiap hari makan tempe, tahu, itu kedelainya dari Amerika. Tapi untuk (produk) buah-buahan, mereka merasa dihalangi (ekspornya)," kata Darmin.

Menanggapi keputusan WTO yang memenangkan AS dan Selandia Baru, Darmin menuturkan bahwa Indonesia sudah mengubah peraturan yang berkaitan dengan hal itu. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perdagangan dan Peraturan Menteri Pertanian yang jadi poin keberatan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com