Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sackai Bags, dari Hobi Menjadi Bisnis

Kompas.com - 14/08/2018, 09:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Strategi proaktif itu membuat omzet Sackai Bags semakin meningkat tiap tahunnya sejak berdiri pada 2014. Presi tidak mengungkapkan berapa angka nominalnya, tetapi dia memastikan setiap tahun pertumbuhan bisnisnya bisa meningkat 80 hingga 100 persen.

Ikut pameran internasional

Toto menuturkan, salah satu cara untuk mengembangkan pasar adalah dengan mengikuti pameran internasional. Dari gagasan tersebut, Sackai Bags mengajukan diri untuk ikut seleksi yang diadakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam rangka menjaring pengusaha lokal yang akan dibawa ke pameran New York Now di Manhattan, New York.

Sackai Bags pun lolos seleksi bersama tujuh peserta lain dan kini sudah berada di New York untuk menjaring buyer atau pembeli dengan skala besar. Toto meyakini, dengan mengikuti pameran seperti New York Now, produknya dapat dikenal lebih luas lagi sekaligus menambah koneksi dengan para buyer yang tertarik dengan produk handmade.

"Ini bagus banget, kami tidak cuma difasilitasi sama Bekraf, tapi ada kurator, namanya Jennifer, kasih input ke kami banyak sekali. Sampai hal detil, seperti cara display produk, bikin kartu nama, katalog, semua ada caranya," kata Toto.

Sackai Bags membawa contoh-contoh produk ke pameran New York Now dengan menyesuaikan kondisi pasar di Amerika Serikat, tentunya dengan bantuan masukan dari Jennifer. Salah satu yang diusung adalah tema desain yang berhubungan dengan musim gugur, karena musim di AS sebentar lagi memasuki musim gugur.

Baca juga: Bekraf: Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2018 Lebih dari Rp 1.000 Triliun

Bekraf membawa total delapan peserta pembuat produk kriya asal Indonesia ke pameran New York Now dari tanggal 12 sampai 15 Agustus 2018. Berbagai produk tersebut telah melewati proses kurasi dan indikator penilaian lainnya, seperti memenuhi unsur orisinalitas, desain yang asli Indonesia, serta bukan imitasi atau replika dari produk yang sudah ada.

Produknya juga harus handmade dengan karakter khas Indonesia, menggunakan bahan lokal Indonesia, serta karyanya harus bertanggung jawab terhadap alam, lingkungan hidup, dan aman bagi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com