Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sackai Bags, dari Hobi Menjadi Bisnis

Kompas.com - 14/08/2018, 09:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Berawal dari hobi Presi Mandari yang menggemari tas kanvas, lahirlah ide untuk membuka bisnis sendiri.

Mantan jurnalis asal Indonesia di salah satu media internasional itu bersama dengan suaminya, Toto Prastowo, kini menjalankan bisnis tas kanvas buatan tangan atau handmade dengan nama Sackai Bags yang pembelinya sudah menyebar, dari dalam hingga luar negeri.

Awalnya, Presi memang sudah senang dengan tas kanvas semasa masih jadi jurnalis. Salah satu produk yang dia sukai adalah Crumpler, tas yang semula dikhususkan bagi para messenger atau tas untuk kurir yang kini berubah jadi berbagai macam tas fungsional.

"Itu harganya memang agak mahal. Suatu waktu, saya ke pasar lihat-lihat bahan kanvas, lalu mikir kenapa enggak coba bikin sendiri saja ya, harganya jauh lebih murah," kata Presi kepada Kompas.com di sela-sela pamerannya bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jacob Javits Convention Center, Manhattan, New York, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Kisah Theresia Gouw, Kelahiran Indonesia yang Jadi Kapitalis Ventura Perempuan Terkaya di AS

Ketika memutuskan untuk membuatnya, tas kanvas itu tidak polos, melainkan ditambah dengan gambar yang didesain oleh sang suami, Toto, yang memang menguasai seni menggambar. Gambar karya Toto kemudian dituangkan ke tas kanvas itu sebagai wadah kemudian disablon hingga jadi sebuah tas dengan gambar yang unik.

Kala itu, Presi belum terpikir untuk berbisnis bahkan menjual tas tersebut. Sampai pada saat dia memakainya dan dilihat oleh teman-teman di kantornya, kemudian timbul ide untuk menerima pesanan karena banyak yang suka.

"Dari situ mulai bikin buat teman. Teman juga ada yang punya online shop, lama-lama makin banyak (yang pesan) akhirnya kami memutuskan untuk serius menggarap (bisnis) ini," tutur Presi.

Supaya bisa lebih fokus, Presi memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai jurnalis. Dia bersama suaminya sedikit demi sedikit mengembangkan bisnis Sackai Bags hingga dapat memproduksi ratusan produk dengan rentang harga dari Rp 250.000 sampai Rp 800.000.

Promosi proaktif

Pada tahap awal, Presi dan Toto sadar bahwa mereka harus proaktif karena produknya belum terlalu dikenal. Mereka pun sedikit demi sedikit menjangkau pasar yang lebih luas sembari memanfaatkan internet, khususnya media sosial, untuk menawarkan produknya.

Upaya itu, perlahan tapi pasti, membuahkan hasil. Seperti ketika mereka sedang jalan-jalan ke suatu tempat, kemudian menemukan toko yang dirasa bisa menjual produk mereka, lalu langsung menghubungi pemiliknya dan membicarakan skema kerja sama.

"Produk kami sekarang ada di Alun-Alun Indonesia di Grand Indonesia, karena memang mereka khusus jualan yang handmade. Lalu produk kami juga ada di duty free Plaza Bali di Bandara Soekarno-Hatta," ujar Presi.

Secara tidak langsung, para pembeli Sackai Bags ikut membawa produk tersebut ke pasar internasional. Seperti salah satu pemilik toko yang menjual Sackai Bags di Bali, kemudian membeli belasan produk tersebut untuk dijual di toko lainnya yang ada di Langkawi, Malaysia.

Baca juga: Sempat Dilarang Berbisnis, Pemuda Ini Raih Omzet Ratusan Juta dari Celana Jeans

"Ada juga yang pesan produk kami dari Kanada. Pembeli dari negara lain juga ada yang tertarik, tetapi yang jadi persoalan adalah hitung-hitungan ongkos kirimnya, kan tidak murah," sebut Presi.

Meski begitu, pasangan suami istri ini tidak cepat puas. Mereka selalu memikirkan bagaimana berinovasi, memperluas pasarnya lagi, dan menemukan ide-ide baru untuk memperbanyak ragam produknya agar terus disukai oleh konsumen.

Strategi proaktif itu membuat omzet Sackai Bags semakin meningkat tiap tahunnya sejak berdiri pada 2014. Presi tidak mengungkapkan berapa angka nominalnya, tetapi dia memastikan setiap tahun pertumbuhan bisnisnya bisa meningkat 80 hingga 100 persen.

Ikut pameran internasional

Toto menuturkan, salah satu cara untuk mengembangkan pasar adalah dengan mengikuti pameran internasional. Dari gagasan tersebut, Sackai Bags mengajukan diri untuk ikut seleksi yang diadakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam rangka menjaring pengusaha lokal yang akan dibawa ke pameran New York Now di Manhattan, New York.

Sackai Bags pun lolos seleksi bersama tujuh peserta lain dan kini sudah berada di New York untuk menjaring buyer atau pembeli dengan skala besar. Toto meyakini, dengan mengikuti pameran seperti New York Now, produknya dapat dikenal lebih luas lagi sekaligus menambah koneksi dengan para buyer yang tertarik dengan produk handmade.

"Ini bagus banget, kami tidak cuma difasilitasi sama Bekraf, tapi ada kurator, namanya Jennifer, kasih input ke kami banyak sekali. Sampai hal detil, seperti cara display produk, bikin kartu nama, katalog, semua ada caranya," kata Toto.

Sackai Bags membawa contoh-contoh produk ke pameran New York Now dengan menyesuaikan kondisi pasar di Amerika Serikat, tentunya dengan bantuan masukan dari Jennifer. Salah satu yang diusung adalah tema desain yang berhubungan dengan musim gugur, karena musim di AS sebentar lagi memasuki musim gugur.

Baca juga: Bekraf: Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2018 Lebih dari Rp 1.000 Triliun

Bekraf membawa total delapan peserta pembuat produk kriya asal Indonesia ke pameran New York Now dari tanggal 12 sampai 15 Agustus 2018. Berbagai produk tersebut telah melewati proses kurasi dan indikator penilaian lainnya, seperti memenuhi unsur orisinalitas, desain yang asli Indonesia, serta bukan imitasi atau replika dari produk yang sudah ada.

Produknya juga harus handmade dengan karakter khas Indonesia, menggunakan bahan lokal Indonesia, serta karyanya harus bertanggung jawab terhadap alam, lingkungan hidup, dan aman bagi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com