Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dua Kunci Agar "Startup" Dilirik Investor

Kompas.com - 14/08/2018, 09:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup yang kian menjamur membuat persaingan bisnis semakin ketat. Terutama dalam menjaring investor agar mau menanam saham di perusahaan mereka. Hal ini dirasa tak mudah karena tak mau sembarangan mencari perusahaan startup untuk berinvestasi.

Ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan investor, antara lain memberi rasa aman dan prospek ke depan yang menjanjikan.

Co-Founder Jagartha Advisor FX Iwan sebagai konsultan investasi menuturkan, setidaknya ada dua kunci utama agar investor melirik startup. Dua kunci tersebut yang harus ada sebagai dasar berdirinya perusahaan tersebut.

"Menarik atau tidaknya kepada investor, balik lagi ke fondasinya," kata Iwan kepada Kompas.com, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Ini Kesalahan yang Kerap Dilakukan Startup dalam Berbisnis

Hal prioritas yang harus dielaborasi perusahaan startup dalam merintis bisnisnya yakni gagasan nilai dari produk yang ditawarkan. Menurut Iwan, percuma jika idenya unik dan out of the box, namun tak bisa diterima di pasaran.

Oleh karena itu, startup harus bisa menghasilkan sesuatu yang repetitif dan memiliki skala besar. Menurut Iwan, gagasan yang ditawarkan perusahaan startup harus memenuhi dua syarat tersebut.

1. Repetitif

Indikator bisnis yang kuat adalah yang mampu mempertahankan model bisnis yang diminati masyarakat. Gagasan produk yang ditawarkan bisa dilakukan berulang kali sehingga menghasilkan output yang sesuai target.

Iwan mengatakan, banyak kasus startup yang sebenarnya memiliki gagasan yang unik untuk dipasarkan, namun produk tersebut tidak memiliki potensi repetitif. Sehingga keberlangsungan bisnis tersebut diragukan.

"Karena kalau bisnisnya repetitif, maka incomenya bertambah," kata Iwan.

2. Skala besar

Startup harus bisa memanfaatkan potensi demografi di Indonesia dengan ratusan juta penduduk. Produk yang ditawarkan harus bisa masuk ke seluruh lapisan masyarakat. Jika target pasarnya sempit, maka bisnisnya sulit untuk bertahan, apalagi berkembang.

Oleh karena itu, perusahaan startup.butuh strategis untuk memaksimalkan target pasar sampai skala yang diinginkan.

"Kalau bisnisnya scaleable maka akan terus semakin besar. Limitnya sebesar demografi kita," kata Iwan.

Iwan mengatakan, kedua hal tersebut dibangun seiring membangun kredibilitas perusahaan dan sosialisasi yang meluas ke masyarakat. Hal ini sekaligus menumbuhkan kepercayaan investor yang hingga saat ini masih cenderung melihat institusi besar di belakangnya. Ada nama besar yang dipegang.

Biasanya, kata Iwan, investor memilih bisnis startup untuk diinvestasi yang sesuai dengan latar belakangnya. Sebab, rata-rata investor memiliki bisnis sendiri yang mereka geluti.

"Biasanya investor juga akan cari investasi yang mereka familiar karena bagi mereka itu lebih nyaman ketimbang masuk ke yang baru," kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com