Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memeriksa Email Pekerjaan di Luar Jam Kantor Berdampak Buruk bagi Keluarga

Kompas.com - 15/08/2018, 05:44 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang-orang yang selalu memantau pesan atau e-mail pekerjaan di rumah sering merasa tidak ada pengaruhnya dengan orang terdekat mereka. Namun, orang dan pasangan mereka menceritakan kisah yang berbeda, demikian temuan para peneliti.

Dalam survei pekerja penuh waktu yang berusia 31-40 tahun, pengecekan email atau pesan di luar jam kerja bisa menyebabkan sedikit perselisihan di rumah. Seperti yang dilansir pada The Guardian, mereka mengeluh bahwa perilaku tersebut mendorong kesabaran mereka sampai batas.

“Para karyawan sendiri tampaknya tidak menyadari dampak dari hal ini terhadap orang lain,” kata William Becker, yang mempelajari emosi tenaga kerja di Virginia Tech di Blacksburg.

"Mereka tidak melihatnya sebagai masalah, tetapi pasangan mereka mengatakan itu benar-benar memengaruhi hubungan."

Becker kemudian mengeksplorasi apa yang terjadi ketika orang merasa harus mengecek email pekerjaan di luar jam kantor mereka.

Bersama para peneliti di Lehigh dan Colorado State University, dia menemukan bahwa memeriksa pesan di luar jam kantor sudah cukup bagi karyawan untuk meningkatkan kecemasan dan memengaruhi kesehatan menjadi lebih buruk. Pasangan mereka pun ikut mengalami peningkatan tingkat stres.

Meskipun banyak perusahaan mempromosikan apa yang mereka sebut pekerjaan fleksibel dengan membagi-bagikan smartphone dan bahkan laptop ke karyawan mereka, kenyataannya hal itu bisa berarti perusahaan itu mengambil alih kehidupan pribadi orang.

"Masalah dengan fleksibilitas adalah bisa mematikan," kata Becker.

Untuk penelitian ini, tim AS merekrut pekerja penuh waktu di berbagai bidang mulai dari pemerintah, perawatan kesehatan dan industri teknologi hingga pendidikan, perbankan, dan keuangan. Para peneliti kemudian menggunakan rangkaian survei untuk mempelajari tentang kebiasaan memeriksa email di luar jam kerja karyawan.

Tingkat kecemasan dan kesejahteraan mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki konflik dengan pasangan mereka.

Survei lebih lanjut menanyai mitra dan bos pekerja. Becker menemukan, mereka yang memeriksa email paling banyak, baik pria maupun wanita, mengalami stres terbesar dan melaporkan skor terendah untuk kesejahteraan. Namun, dampaknya malah lari ke orang lain di rumah, membuat pasangan juga lebih tertekan.

Becker percaya bahwa perusahaan perlu berbuat lebih banyak untuk membantu karyawan mereka. Mereka dapat menyatakan waktu cut-off pukul 7 malam untuk email, memberlakukan periode bebas pesan, atau memiliki rotasi yang memastikan orang memiliki malam libur, katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com