Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Beberkan Jurus Pemerintah Tekan Impor

Kompas.com - 15/08/2018, 09:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, secara umum kondisi perekonomian Indonesia selama 2018 membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hanya saja, perlu dilakukan langkah yang efektif untuk mengurangi pengaruh eksternal yang berdampak pada Current Account Defisit (CAD) sebesar 3 persen. Hal ini disebabkan pertumbuhan impor yang melonjak cukup tinggi dalam semester pertama 2018.

Untuk mengurangi defisit neraca, langkah yang dilakukan adalah menekan laju impor. "Pertama, kita akan melihat seluruh proyek yang punya konten impor besar," kata dia, Selasa (14/8/2018).

Sektor energi seperti yang dikelola PT Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara memiliki porsi cukup besar untuk impor. Oleh karena itu, nantinya akan diteliti daftar permintaan impor barang modal dari sektor energi dan sumber daya mineral.

"Memang akan mengakibatkanya kegiatan Pertamina dan PLN akan sedikit menurun atau tidak setinggi kemarin," kata Sri Mulyani.

Kedua, pemerintah akan melihat impor bahan baku dan barang konsumsi. Terutama untuk 500 komoditas barang konsumsi yang sebagian di antaranya bisa dihasilkan di dalam negeri.

Bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan akan melakukan langkah terukur untuk mengebdalikan umpor barang konsumsi dan bahan baku.

"Nanti instrumennya akan dilihat apa yang bisa dilakukan, apakah dengan Pph impor naik, ataukah tarif, atau dalam bentuk measure lain," kata Sri Mulyani.

Namun, pemerintah tak ingin mengorbankan angka pertumbuhan ekonomi yang sedikit banyak akan terdampak dari penurunan impor. Pemerintah akan mencari komoditas yang perannya kecil terhadap GDP.

Sri Mulyani memastikan akan selektif komoditas apa yang akan ditekan impornya dan mendorong pelaku usaha lokal menambah angka ekspor. Dengan demikian, neraca perdagangan akan surplus dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.

"Ini tugas yang cukup menantang di semester kedua karena kondisi global tidak memberikan perhitungan yang sama. Oleh karrna itu respon kebijakan kita harus berbeda," kata Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com