Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kendala Pemerintah Aliri Listrik di Daerah 3T

Kompas.com - 15/08/2018, 12:15 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan kendala pemerintah untuk mengaliri listrik di daerah 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal.

Menurut Rini, masalah jarak jadi kendala sendiri untuk membawa alat-alat untuk menyambung listrik di daerah tersebut.

"Di Pulau Rote kan lihat sendiri tempatnya begitu jauh. Tantangannya membawa alat-alat itu untuk ke tempat terdepan, ini karena medannya berat, harus lewat hutan, sungai. Jadi memakan waktu yang cukup lama. Selain itu biayanya juga tinggi," kata Rini di Kupang, NTT, Selasa (14/8/2018).

Kendati begitu, Rini memastikan pemerintah akan berupaya mengaliri listrik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal tersebut.

"Saudara kita di tempat jauh-jauh itu harus diutamakan. Mereka harus menikmati listrik," kata Rini.

Selain listrik, menurut Rini, daerah 3 T itu juga memerlukan akses telekomunikasi. Dengan mudahnya akses telekomunikasi, masyarakat di daerah terpencil bisa mengetahui informasi yang lebih luas.

"Karena dengan konektivitas telekomunikasi kita mengenal saudara-saudara kita ditempat terpencil, dan bisa meningkatkan perekonomian dengan membuat tenunan, jadi bisa dipasarkan di instagram, mereka bisa jual," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan Base Transreceiver Station (BTS) tenaga surya untuk menunjang sistem telekomunikasi di Desa Oebela, Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Povinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rini berharap dengan dibangunnya BTS ini mampu mendongkrak perekonomian di pulau terluar Indonesia. Selain itu, keberadaan BTS ini diharapkan dapat mempermudah warga Pulau Rote dan sekitarnya untuk memperoleh informasi.

"Pak Presiden selalu menekankan ke kami bagaimana kami harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terdepan dari Indonesia. Justru bagian terdepan kita betul-betul harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena itu jendela pertama dari Indonesia," ujar Rini di lokasi peresmian, Senin (13/8/2018).

BTS yang dibangun tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga surya milik PT Surya Energi Indotama, anak usaha PT Len Industri (Persero).

PLTS sebagai sumber listrik utama perangkat telekomunikasi BTS di Desa Oebela memiliki kapasitas 4.680 watt peak yang terdiri dari 18 unit panel surya 260 watt peak, serta dilengkapi pula dengan 24 unit baterai di area lahan seluas 324 meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com