Bisa dibayangkan apa yang terjadi di tengah meruginya semua maskapai penerbangan, kedatangan pesawat baru justru tetap mengalir. Pertanyaan sederhana adalah, mau diparkir di mana pesawat-pesawat itu nanti?
Kondisi ini menjelaskan kepada kita semua bahwa memang kita belum siap menghadapi kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang penerbangan.
Salah satu kunci dari kekeliruan terbesar dalam pengelolaan penerbangan di Tanah Air adalah ketidakkonsistenan kita pada regulasi, ketentuan, dan aturan yang berlaku.
Satu di antaranya yang dengan mudah dicek adalah ketaatan terhadap aturan jumlah jam terbang bagi para pilot dan "perebutan izin slot penerbangan" pada rute-rute gemuk. Contohnya pada kecelakaan pesawat terbang Air Asia rute Surabaya-Singapura di perairan laut Jawa, yang ternyata terbang tidak sesuai dengan jadwal hari yang diizinkan.
Di samping itu, tentu saja adalah tentang perencanaan strategis yang tidak pernah dibuat, terutama dalam hal menyikapi pertumbuhan penumpang yang cukup pesat.
Kelebihan jumlah penerbangan di Cengkareng yang dipindahkan begitu saja ke Lanud Halim dan bahkan kemudian dikembangkan lebih banyak lagi slot penerbangan di Halim.
Kita menyaksikan pula ketertinggalan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur penerbangan yang sekarang ini tengah dihadapi.
Bila keadaan ini terus berlangsung tanpa ada tindakan korektif yang tepat, dapat dipastikan nantinya semua maskapai penerbangan akan terkapar, kecuali maskapai yang "bermodal besar".
Akankah kita akan menyaksikan nanti, di Indonesia hanya ada satu maskapai penerbangan yang sanggup bertahan dengan kapital besar? Hanya sang waktu yang akan mampu menjawabnya.
Yang harus diingat adalah sistem penerbangan nasional kita merupakan subsistem dari sistem penerbangan global. Bila kita dinilai tidak sanggup mengelola penerbangan kita sendiri, orang luar yang akan datang untuk "mengelolanya". Artinya, bila maskapai penerbangan nasional gulung tikar, maskapai asing atau setengah asing akan berjaya di udara Indonesia.
Sekali lagi, penyebab utama adalah kekurangsiapan kita dalam menyongsong kemajuan teknologi di bidang penerbangan.
Kita tidak memiliki sebuah institusi yang khusus mengelola dan menangani soal-soal penerbangan yang sifatnya "lintas sektoral" sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.