Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Bisnis Furnitur Kayu Premium Ala Kayou

Kompas.com - 15/08/2018, 22:11 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Kayu dan seni merancang, dua hal itu dilihat sebagai peluang tersendiri oleh sejumlah mahasiswa lulusan arsitektur yang menjadi penggagas munculnya brand Kayou.

Kayou merupakan satu dari delapan pelaku ekonomi kreatif yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk ikut pameran internasional New York Now di Manhattan, New York, tanggal 12-15 Agustus 2018.

Managing Director Kayou, Alexandre Alvin, mengungkapkan bisnis mereka dimulai sejak 2015. Dia bersama empat orang temannya yang sama-sama lulusan arsitektur punya minat serupa, yakni membangun bisnis kerajinan dengan spesialisasi kayu.

"Kayou itu berasal dari Bahasa Indonesia yang artinya kayu atau wood. Ini sekaligus bisnis sampingan kami selain tetap menjalankan aktivitas sebagai arsitek," kata Alex di tengah-tengah pameran kepada Kompas.com, Rabu (15/8/2018).

Alex menceritakan, dia bersama rekannya, Indra Sidharta, sudah kedua kalinya mewakili Kayou ikut di New York Now, di mana awalnya adalah pada tahun 2017 lalu. Ketika memamerkan produknya yang sebagian besar berupa furnitur atau mebel, mereka mendapat respons positif dan selesai pameran ada satu calon pembeli atau buyer yang mendiskusikan rencana pembelian dalam jumlah besar.

Baca juga: Kisah Theresia Gouw, Kelahiran Indonesia yang Jadi Kapitalis Ventura Perempuan Terkaya di AS

Saat pameran, memang belum ada transaksi apapun. Selang beberapa waktu setelah pameran, calon pembeli tersebut baru mengontak Alex dan timnya yang dilanjutkan dengan kunjungan sang calon pembeli ke tempat produksi Kayou di Jepara di Jawa Tengah.

Kala itu, calon pembeli tersebut mencari tahu seperti apa proses produksi yang dilakukan di Kayou. Kemudian, calon pembeli itu mengaku puas karena sistem yang diterapkan di Kayou tetap memperhatikan lingkungan dan pegawai-pegawainya, dan itu dilihat sebagai nilai lebih.

"Dia sekarang jadi buyer setia kami, dan pesanannya repeat terus," tutur Alex.

Calon pembeli melihat salah satu produk keluaran Kayou, brand milik pelaku ekonomi kreatif asal Indonesia di pameran internasional New York Now di Jacob Javits Convention Center, Manhattan, New York, Rabu (15/8/2018). KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Calon pembeli melihat salah satu produk keluaran Kayou, brand milik pelaku ekonomi kreatif asal Indonesia di pameran internasional New York Now di Jacob Javits Convention Center, Manhattan, New York, Rabu (15/8/2018).

Pasar lokal dan internasional

Dalam memasarkan produknya, Kayou mengandalkan jaringan internet sehingga jangkauannya bisa lebih luas. Alex mengungkapkan, sebagian besar konsumennya merupakan orang dari luar negeri, sementara untuk di Indonesia sendiri masih belum terlalu banyak.

"Kalau pasar lokal, masih belum cocok sama harganya. Produk kami memang untuk pasar yang middle-up, ada pembeli lokal, tapi tidak sebanyak dari internasional," ujar Alex.

Pembeli produk Kayou selama ini beragam, mulai dari pembeli perorangan yang belanja untuk kebutuhan rumahnya sendiri hingga permintaan dari manajemen hotel. Ketika sudah sepakat dengan pembelinya, mereka menetapkan jangka waktu untuk produksi hingga barangnya bisa dikirim.

Ketika ditanya mengenai perkembangan bisnisnya, Alex menggambarkan bahwa dari satu konsumen saja, keuntungan yang diperoleh bisa berkali-kali lipat. Dia menyebut pembeli yang mereka temui saat New York Now tahun lalu saja, dari pembelian yang dilakukan selama ini, bisa menghasilkan keuntungan.

"Omzet atau (keuntungan) kotornya itu bisa sampai 100.000 dollar AS, hanya dari satu buyer," ucap Alex.

Baca juga: Kisah Ershad, Mengolah Limbah Elektronik Jadi Perhiasan untuk Ekspor

Namun, hal itu dirasa belum cukup karena dengan pembeli tersebut, brand Kayou tidak ditonjolkan, melainkan hanya sebagai tempat produksi untuk kemudian produk tersebut dijual kembali dengan merek berbeda. Di satu sisi, hal tersebut dinilai sebagai tantangan tersendiri bagaimana ke depan Kayou bisa lebih dikenal, di samping produknya sudah disukai terlebih dahulu.

"Seperti pesan Pak Joshua (Deputi Pemasaran Bekraf), supaya gimana kami ini bisa memperkenalkan Kayou ke dunia, jangan hanya seperti selama ini kami bikin untuk orang tapi brand-nya enggak keangkat," kata Alex.

Bersama Indra, Alex menargetkan untuk bisa mendapatkan calon pembeli baru dalam New York Now tahun ini. Mereka membawa produk unggulan yang berdasarkan permintaan paling banyak diminati, salah satunya tiang dan gantungan baju dari kayu solid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com