Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kemendes Klaim Dana Desa Sejahterakan Kabupaten Seluma

Kompas.com - 16/08/2018, 15:05 WIB
Kurniasih Budi

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Kucuran dana desa sejak 2015 hingga 2017 lalu diklaim mampu memperbaiki tren pembangunan di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Angka kemiskinan dalam tiga tahun terakhir pun menurun. Pada 2015 lalu, angka kemiskinan mencapai 22,98 persen. Angka kemiskinan terus menurun pada 2016 dan 2017, yakni sebesar 21,68 persen dan 20,73 persen.

“Pemanfaatan dana desa di Kabupaten Seluma bergerak linier untuk mengobati penyakit ketertinggalan daerahnya. Ada pergerakan positif pada tiga indikator pembangunan, yakni laju pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan angka kemiskinan,” kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo dalam pernyataan tertulis, Kamis (16/8/2018).

Baca juga: 90 Persen Kawasan Desa Ini Dikuasai Perkebunan Sawit, Dana Desa Jadi Sia-sia

Selain angka kemiskinan, lanjut Samsul, perbaikan Kabupaten Seluma sebagai daerah tertinggal di Bengkulu juga diperlihatkan melalui angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Data pemerintah mencatat, IPM Kabupaten Seluma pada 2015 lalu yakni sebesar 63,41. IPM di Seluma terus meningkat pada 2016 menjadi sebesar 64,04 dan 2017 meningkat menjadi 65.

Tak hanya itu, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seluma juga meningkat dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar 4,32 persen pada 2015 menjadi 5,01 persen pada 2016, lalu menembus 5,81 persen pada 2017.

Samsul meyakini, dana desa menjadi stimulan bagi pembangunan daerah tertinggal. Ia pun berharap, pemanfaatan dana desa di desa-desa di Kabupaten Seluma dialokasikan untuk pembangunan sarana air bersih.

Baca juga: Kisah Petani Seluma yang Dipenjara karena Memanen Sawit di Kebun Sendiri

Selain itu, dana desa juga digunakan untuk membangun pasar desa, sebagai upaya memberdayakan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Hingga kini, kata dia, masih terdapat 52,56 persen rumah tangga di Kabupaten Seluma sulit mengakses air bersih.

Selain itu, mayoritas pasar desa di Kabupaten Seluma saat ini merupakan pasar tanpa bangunan.

"Kami dorong pasar desa dibangun secara permanen agar perekonomian masyarakat desa bisa lebih hidup. Tentu mekanismenya akan kembali kepada proses musyawarah desa yang berjalan,” katanya.

Daerah termiskin di Bengkulu

Kucuran dana desa sejak 2015 hingga 2017 lalu diklaim mampu memperbaiki tren pembangunan di Kabupaten Seluma, Provinsi BengkuluDok. Humas Kemendes Kucuran dana desa sejak 2015 hingga 2017 lalu diklaim mampu memperbaiki tren pembangunan di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu

Percepatan pembangunan di Kabupaten Seluma, lanjut Samsul, harus melibatkan banyak pihak.

Segala sumber daya dan sumber dana harus dikonsolidasikan untuk mendukung pengentasan Kabupaten Seluma. Kabupaten ini sendiri merupakan satu-satunya daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.

Hal tersebut tercatat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com