JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara terkait pernyataan Ketua MPR Zulkifli Hasan soal cicilan utang pemerintah sebesar Rp 400 triliun.
Menurut Sri Mulyani, perhitungan Zulkifli tidak tepat sebab dia hanya melihat porsi pembiayaan utang pemerintah saja, tanpa melihat penurunan dari defisit APBN dan keseimbangan primer yang semakin menuju arah positif.
"Ini sebabnya Ketua MPR nyeletuk tentang utang. Perkembangan defisit APBN dan keseimbangan primer kami kelola dengan baik, terutama masalah utang adalah sangat hati-hati," kata dia saat konperensi pers di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Sri Mulyani mengakui persoalan utang ini memang terkadang sengaja mempolitisasinya.
Baca juga: Utang Pemerintah Rp 4.253 Triliun Per Juli 2018
Dia pun menjelaskan, defisit APBN paling besar terjadi pada 2015 sebesar 2,59 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) senilai Rp 298,5 triliun. Angka tersebut terus menurun, pada APBN 2016 menjadi 2,49 persen atau sekitar Rp 308,3 triliun. Lalu pada 2017 defisit naik sedikit menjadi 2,51 persen atau sekitar Rp 341 triliun.
Sementara pada 2018, pemerintah menargetkan defisit turun menjadi 2,12 persen atau sekitar Rp 314,2 triliun. Pemerintah optimistis defisit pada RAPBN 2019 mendatang berada di angka 1,84 persen atau sekitar Rp 297,2 triliun.
"Terlihat bawa defisit kita itu mengalami penurunan terhadap GDP, kelihatan bahwa trennya yang mendekati nol," lanjut dia.
Baca juga: Ekonom: Utang Indonesia Salah Satu Paling Aman di Dunia
Sri Mulyani menyanyangkan pernyataan Ketua MPR yang membandingkan pembayaran utang dengan anggaran kesehatan. Lagi-lagi menurut dia, perhitungan Zulkifli kurang tepat.
"Karena yang dihitung itu hanya menggunakan anggaran yang ada di Ibu Menteri Kesehatan (Nila Moeloek). Padahal anggaran kesehatan ada yg di PBI dan juga ada yg berasal dari daerah," katanya.
Baca juga:JEO - Poin per Poin Isi Pidato Jokowi soal Ekonomi dan RAPBN 2019
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.