Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Keuangan Turki Diprediksi Bakal Terus Berlanjut

Kompas.com - 17/08/2018, 18:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Mata uang lira Turki sempat menguat dari rekor terendahnya pada Kamis (16/8/2018).

Namun demikian, sejumlah pakar pasar keuangan menyebut penguatan ini bukan akhir dari krisis keuangan yang menimpa Turki dan gejolak keuangan yang disebabkannya.

Ditambah dengan konflik tarif dengan AS dan belum memadainya rencana untuk menanggulangi kelemahan ekonomi, perbaikan yang terjadi Turki dipandang belum terlihat dan risiko pun masih sangat tinggi.

"Saya rasa kita akan melihat beberapa perbaikan yang sangat cepat dan tajam, namun trennya tak terlalu baik dan saya pikir krisis ini masih akan terus berlanjut, karena (Turki) belum melakukan perbaikan fundamental untuk mengubahnya," kata Jim McCaughan, CEO Principal Global Investors seperti dikutip dari CNBC, Jumat (17/8/2018).

McCaughan menuturkan, solusi yang bisa diambil oleh Turki antara lain pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral. Ini akan berdampak pada perlambatan ekonomi, namun membuat mata uang lira lebih stabil.

"Ini bisa menjadi upaya yang berarti untuk menurunkan defisit perdagangan atau defisit fiskal, keduanya memungkinkan," ungkap McCaughan.

Menurut dia, perubahan kebijakan yang fundamental sangat dibutuhkan untuk menstabilkan lira.

Pada akhir pekan lalu, lira anjlok 20 persen terhadap dollar AS dalam satu hari perdagangan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bakal menaikkan tarif impor alumunium dan baja dari Turki sebesar dua kali lipat.

Ini adalah respon atas langkah Turki yang tak kunjung membebaskan pastor AS Andrew Brunson. Ia telah ditahan di Turki sejak 2016 atas dugaan spionase dan rencana kudeta, namun segala dugaan itu ditampik.

Sejauh ini, lira telah ambrol lebih dari 40 persen terhadap dollar AS sepanjang tahun ini. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dan aksi jual di negara-negara berkembang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com