Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Lifting Minyak Bumi Tahun Depan Bakal Meleset dari Target

Kompas.com - 19/08/2018, 11:47 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi memprediksi lifting minyak bumi (produksi minyak yang siap jual) pada 2019 mendatang bakal meleset dari target.

Prediksi itu bukannya tanpa alasan, tren target lifting minyak bumi yang terus turun sejak tahun lalu menjadi faktor pemicu utamanya.

"Berdasarkan histori data, saya prediksikan realisasi lifting (minyak bumi) 2019 pada kisaran 700 ribu barrel per hari," kata Fahmy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/8/2018).

Adapun target pemerintah seperti disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 adalah mampu lifting minyak sebanyak 750.000 barrel per hari (bph).

Target itu sendiri turun 50.000 bph bila dibandingkan target 2018 yang mencapai 800.000 bph.

Fahmy menilai, dengan kondisi dan situasi saat ini sulit rasanya bisa merealisasikan target tersebut.

"Dalam jangka pendek agak sulit untuk mencapai 750 ribu bph. Tapi jangka panjang, setelah 2021 lifting bisa mencapai minimal 800 ribu bph," imbuh dia.

Sementara itu, terkait terus menurunnya target lifting minyak bumi, Fahmy menyatakan hal tersebut disebabkan oleh semakin tuanya lahan migas di Indonesia.

"Sejak tahun lalu lifting migas selalu turun. Penyebabnya, hampir semua lahan migas merupakan sumur tua, sehingga secara natural mengalami penurunan produksinya. Beberapa lahan migas baru pun belum bisa berproduksi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com