Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi SBR Dianggap Lebih Menarik, Ini Alasannya

Kompas.com - 20/08/2018, 16:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menganggap, dalam beberapa hal, investasi surat berharga negara jenis Saving Bond Ritel SBR004 lebih menarik ketimbang deposito.

Diketahui, Kemenkeu meluncurkan SBR004 sebagai alternatif investasi masyarakat untuk mendukung keuangan inklusif.

Calon investor hanya mengeluarkan kocek minimal Rp 1 juta untuk berinvestasi dan maksimal Rp 3 miliar. Luky mengatakan, salah satu keunggulan SBR004 adalah soal keamanannya.

"Deposito kan yang dijamin (oleh Lembaga Penjamin Simpanan) maksimal Rp 2 miliar. Yang ini kan Rp 3 miliar sudah pasti dijamin pemerintah," ujar Luky di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (20/8/2018).

Selain itu, untuk suku bunga deposito tergantung skema. Ada yang bunga fix, ada pula yang mengambang tanpa floor.

Sementara SBR004 ditetapkan bahwa tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama sebesar 8,05 persen dan akan menyesuaikan BI 7-Days Reverse Repo Rate.

"Jadi seandainya BI rate (suku bunga acuan) turun, kan ada floornya, tetap 8,05 persen," kata Luky.

Dengan suku bunga yang lebih besar, maka imbal hasilnya juga akan lebih besar.

SBR004 memiliki tenor dan fitur early redemption di pertengahan tenor, yakni pada Oktober 2019 dengan nilai maksimal 50 persen dari transaksi pembelian yang dilakukan.

"Kalo deposito itu mungkin masih bisa dicairkan di awal, tapi ada penalti. Kita tidak bisa," kata Luky.

Pajak penghasilan kupon SBR004 juga lebih rendah dari deposito, yaitu sebesar 15 persen per bulan, sementara deposito sebesar 20 persen. Keuntungan-keuntungan tersebut, kata Luky, membuat SBR004 merupakan instrumen investasi yang menarik.

"Sekarang masyarakat, investor punya berbagai opsi untuk instrumen investasi yang sesuai kebutuhan masing-masing," kata Luky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com