JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai akan sulit bagi rupiah untuk membalik tren nilai tukar menjadi menguat terhadap dollar AS.
Sebab, saat ini Indonesia merupakan negara dengan defisit transaksi berjalan, sekaligus kondisi dollar AS yg menguat terjadi secara global, tidak hanya terhadap rupiah.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, BI melakukan intervensi untuk menjaga agar depresiasi rupiah terjadi secara perlahan, tidak serta merta anjlok terhadap dollar AS sehingga membuat masyarakat panik.
"Intervensi itu untuk menjaga supaya tidak terjadi lonakan-lonjakan. Jadi kalau misalnya melemah, melemahnya pelan, gitu kan, perlahan, gradual. Jangan tiba-tiba melonjak tajam sehingga orang panik," ujar Nanang ketika memberikan penjelasan kepada awak media di Gedung BI, Senin (20/8/2018).
Nanang pun menambahkan, tidak semua negara dapat membalik penguatan dollar AS. Seperti kondisi rupiah yang hingga saat ini telah melemah hingga 7 persen terhadap dollar AS, serta rupee India yang melemah sebesar 9 persen terhadap dollar AS.
Pihaknya pun menilai sulit untuk bisa memprediksi pergerakan dollar AS lantaran dinamika mata uang tersebut di pasar valuta asing.
"KayakTurki itu siapa yang bisa memprediksi," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.