Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Transaksi "Swap" Valas Lindung Nilai di BI Diturunkan jadi Minimal 2 Juta Dollar AS

Kompas.com - 20/08/2018, 19:39 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus mengeluarkan berbagai instrumen moneter untuk menjaga stabilitas di pasar uang rupiah maupun valuta asing (valas) untuk menjaga likuiditas.

Kali ini, BI melakukan relaksasi peraturan terkait batas minimal transaksi valuta asing swap lindung nilai (hedging) yang bisa dilakukan melalui BI, untuk menjangkau pelaku usaha yang lebih luas.

Dalam hal ini, BI menurunkan nilai minimal transaksi, dari sebelumnya 10 juta dollar AS menjadi 2 juta dollar AS. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/ 16 /PADG/2018 Tentang Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Antara Bank Dengan Pihak Domestik.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah menjelaskan, nantinya dengan adanya batas minimal baru yang lebih rendah, diharapkdan dapat memperdalam jangkauan pasar eksportir serta nasabah bank lain.

"Jadi diharapkan akan meningkatkan efektifitas penyediaan swap valas baik untuk moneter maupun hedging dengan tingkat harga yang lebih efisien," ujar Nanang ketika memberikan penjelasan kepada awak media, Senin (20/8/2018).

Nanang pun menjelaskan, saat ini transaksi antar bank terus mengalami peningkatan, saat ini berada pada posisi Rp 2 miliar per hari. Sebab, bank perlu untuk mengelola likuiditas melalui transaksi fx swap, terutama bank asing untuk mengelola valas.

Namun, transaksi swap nasabah melalui bank masih cukup kecil, yaitu berada pada posisi 100.000 hingga 200.000 dollar AS per hari. Sehingga, pihaknya akan mengajak 20 bank serta 90 perusahaan untuk memberikan sosialisasi fasilitas swap hedging esok hari.

"Banyak yang tidak tahu BI memberikan fasilitas swap hedging, jadi kami akan melakukan sosialisasi dengan diskusi dengan 20 bank dan 90 CEO 90 perusahaan," ujar dia.

Sebagai informasi, swap hedging bisa dilakukan dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS) setiap hari. Sementara mata uang lain, yaitu yen Jepang, euro, dan yuan China dapat dilakukan setiap hari Rabu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com