Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Indonesia Bisa menjadi Pelaku Utama di Industri Sawit Global

Kompas.com - 20/08/2018, 22:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi pelaku sektor sawit terbesar di dunia.

Kelebihan Indonesia dalam sektor kelapa sawit dipandang harus dimanfaatkan secara maksimal, terlebih sudah ada negara-negara lain yang melihat peluang dari bisnis kelapa sawit.

"Saya menyampaikan ini bukan tanpa alasan. Waktu saya kerja di Bank Dunia, cukup banyak pergi ke Afrika, bahkan ke Amerika Latin. Mereka sudah memikirkan memiliki insiatif membangun kelapa sawit di berbagai daerah tersebut. Kebanyakan perusahaan itu dari Asia, yaitu Malaysia," kata Sri Mulyani saat Seminal Nasional Sawit Indonesia, Senin (20/8/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, potensi ekspor Indonesia untuk kelapa sawit terhitung cukup besar. Dari data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), produksi kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) hingga Mei 2018 mencapai 4,24 juta ton atau naik 14 persen dibandingkan posisi April yang sebesar 3,72 juta ton.

Namun, saat ini ekspor kelapa sawit Indonesia terkendala sejumlah hal. Di antaranya adalah karena tensi pasar global yang tinggi serta ada kampanye negatif terhadap produk sawit asal Indonesia yang dilakukan oleh berbagai negara.

"Indonesia masih lebih banyak jadi pemain internal dan kita selalu defensif. Kalau kita bisa jadi pelaku dunia, anda bisa setting regulation. Bahkan, anda bisa formulate dan influence policy," tutur Sri Mulyani.

Dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor sawit, Sri Mulyani berpesan agar BPDPKS bekerja sama dengan pelaku industri kelapa sawit.

Mereka didorong untuk menyusun strategi dalam rangka mendorong sektor sawit agar bisa lebih luas lagi, salah satunya dengan merambah ke negara-negara tujuan ekspor baru.

"Sebagai pemain terbesar dunia, kita tidak seharusnya dalam posisi defensif atau menunggu," ujar Sri Mulyani.

Pada saat bersamaan, Direktur Utama BPDPKS Dono Boestami menyampaikan sleama ini promosi perkebunan kelapa sawit telah dilakukan di dalam dan luar negeri. Promosi difokuskan pada kampanye positif sawit dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama bagi generasi milenial.

"Sementara fokus promosi di luar negeri lebih untuk meningkatkan citra, nilai, dan memperluas pasar kelapa sawit dengan melibatkan asosiasi pelaku usaha perkebunan dan Kementerian Perdagangan," ucap Dono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com