Dalam perspektif pemasaran, nation branding memiliki tujuan untuk membantu bangsa “menjual” produk dan tempatnya. Selain itu, nation branding melalui Asian Games diharapkan memainkan peran yang berpotensi penting dalam komunikasi lintas budaya.
Bukan sekadar memperkuat stereotip lama atau menciptakan identitas yang baru untuk keuntungan ekonomi jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang menjadi sarana mengembangkan pemahaman bersama (mutual understanding) yang lebih baik dan meningkatkan hubungan internasional.
Baca juga: Gubernur, Media Sosial, dan Fenomena Like and Dislike
Belajar dari Piala Dunia Rusia
Piala Dunia Rusia yang baru usai sesungguhnya dapat digunakan meneropong nation branding bagi Indonesia saat ini. Pelajaran itu didapat dari tiga negara peserta yakni Rusia terkait penyelenggaraan, Perancis sukses prestasi dan Kroasia sukses reputasi, yang ujungnya berharap peningkatan investasi.
Meski diwarnai aksi masuk lapangan pussy riot kelompok band punk Rusia saat final Piala Dunia, namun sejatinya bisa dikatakan bahwa negeri beruang merah itu relatif sukses menyelenggarakan perhelatan olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade tersebut.
Maklum saja hingga saat ini bukan negara tanpa musuh, sehingga sangat besar kemungkinannya mendapat gangguan terorisme dan keamanan.
Pun demikian bagi Perancis, narasi menjadi juara dunia tidak banyak berubah saat mereka meraih kesuksesan pertama 20 tahun lalu. Gelar juara yang mereka rengkuh sesungguhnya buah hasil ramuan integrasi keragaman identitas dan realitas rasial.
Adapun bagi Kroasia, Piala Dunia telah menjadikan mereka sebagai kuda hitam secara utuh. Di dalam lapangan, menggapai finali bukti kemampuan racikan Pelatih Zlatko Dali? dengan pengalaman sejumlah pemain multitalenta yang bertebaran di berbagai klub besar Eropa seperti Luka Modric, Mario Mandzukic, dan Ivan Rakitic.
Di luar lapangan tak dapat dipungkiri epicentrum keriuhan publik berpusat pada sosok cantik Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic karena dinilai mampu mengalahkan 'kegarangan' Presiden Rusia Vladimir Putin dan menaklukan pemimpin fenomenal Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Kroasia merupakan negara relatif baru pecahan Republik Sosialis Federal Yugoslavia (RSFY), keberhasilan menginjakan kaki di final secara alamiah telah membetot perhatian dunia. Berbekal kesadaran tersebut Kroasia membangun nation branding.
Terbukti, dalam iklan serial terbaru berjudul ‘Crotia full of life’ negara balkan tersebut nampak sangat cerdas mengeksploitasi para pemain bola sebagai talenta dibaurkan dengan artis dan pesohor.
Iklan itu seakan ingin menggambarkan jika kesulitan menemukan Kroasia, maka mulailah dari Luka Modric. Kapten timnas itu membuka iklan menggunakan kaus warna putih dan merah berbentuk kotak-kotak.
Sosok olahragawan nampak sempurna menjadi bridging (jembatan) dan gate keepers informasi menjelajah pantai indah, sejarah bangunan kota tua Dubrovnik, dan eksotisme taman nasional dengan Danau Plitvice yang masuk dalam UNESCO World Heritage Site.
Kroasia sadar mereka bukanlah etalase utama benua Eropa, mereka hingga saat ini belum mampu bersaing dengan negara-negara tua macam Inggris, Italia, dan Perancis. Tapi memulai nation branding dari Trio MMR (Modric, Mandzukic dan Rakitic) dan sederet olahragawan sukses merupakan langkah yang brilian.
Permainan yang ciamik di klub dan telah berimbas ke timnas secara sadar akhirnya menjadikan mereka brand ambassador yang efektif bagi negaranya.