Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Asian Games dan "Nation Branding" Indonesia

Kompas.com - 22/08/2018, 10:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam perspektif pemasaran, nation branding memiliki tujuan untuk membantu bangsa “menjual” produk dan tempatnya. Selain itu, nation branding melalui Asian Games diharapkan memainkan peran yang berpotensi penting dalam komunikasi lintas budaya.

Bukan sekadar memperkuat stereotip lama atau menciptakan identitas yang baru untuk keuntungan ekonomi jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang menjadi sarana mengembangkan pemahaman bersama (mutual understanding) yang lebih baik dan meningkatkan hubungan internasional.

Baca juga: Gubernur, Media Sosial, dan Fenomena Like and Dislike


Belajar dari Piala Dunia Rusia

Piala Dunia Rusia yang baru usai sesungguhnya dapat digunakan meneropong nation branding bagi Indonesia saat ini. Pelajaran itu didapat dari tiga negara peserta yakni Rusia terkait penyelenggaraan, Perancis sukses prestasi dan Kroasia sukses reputasi, yang ujungnya berharap peningkatan investasi.

Meski diwarnai aksi masuk lapangan pussy riot kelompok band punk Rusia saat final Piala Dunia, namun sejatinya bisa dikatakan bahwa negeri beruang merah itu relatif sukses menyelenggarakan perhelatan olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade tersebut.

Maklum saja hingga saat ini bukan negara tanpa musuh, sehingga sangat besar kemungkinannya mendapat gangguan terorisme dan keamanan.

Pun demikian bagi Perancis, narasi menjadi juara dunia tidak banyak berubah saat mereka meraih kesuksesan pertama 20 tahun lalu. Gelar juara yang mereka rengkuh sesungguhnya buah hasil ramuan integrasi keragaman identitas dan realitas rasial.

Adapun bagi Kroasia, Piala Dunia telah menjadikan mereka sebagai kuda hitam secara utuh. Di dalam lapangan, menggapai finali bukti kemampuan racikan Pelatih Zlatko Dali? dengan pengalaman sejumlah pemain multitalenta yang bertebaran di berbagai klub besar Eropa seperti Luka Modric, Mario Mandzukic, dan Ivan Rakitic.

Di luar lapangan tak dapat dipungkiri epicentrum keriuhan publik berpusat pada sosok cantik Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic karena dinilai mampu mengalahkan 'kegarangan' Presiden Rusia Vladimir Putin dan menaklukan pemimpin fenomenal Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Kroasia merupakan negara relatif baru pecahan Republik Sosialis Federal Yugoslavia (RSFY), keberhasilan menginjakan kaki di final secara alamiah telah membetot perhatian dunia. Berbekal kesadaran tersebut Kroasia membangun nation branding.

Terbukti, dalam iklan serial terbaru berjudul ‘Crotia full of life’ negara balkan tersebut nampak sangat cerdas mengeksploitasi para pemain bola sebagai talenta dibaurkan dengan artis dan pesohor.

Iklan itu seakan ingin menggambarkan jika kesulitan menemukan Kroasia, maka mulailah dari Luka Modric. Kapten timnas itu membuka iklan menggunakan kaus warna putih dan merah berbentuk kotak-kotak.

Sosok olahragawan nampak sempurna menjadi bridging (jembatan) dan gate keepers informasi menjelajah pantai indah, sejarah bangunan kota tua Dubrovnik, dan eksotisme taman nasional dengan Danau Plitvice yang masuk dalam UNESCO World Heritage Site.

Kroasia sadar mereka bukanlah etalase utama benua Eropa, mereka hingga saat ini belum mampu bersaing dengan negara-negara tua macam Inggris, Italia, dan Perancis. Tapi memulai nation branding dari Trio MMR (Modric, Mandzukic dan Rakitic) dan sederet olahragawan sukses merupakan langkah yang brilian.

Permainan yang ciamik di klub dan telah berimbas ke timnas secara sadar akhirnya menjadikan mereka brand ambassador yang efektif bagi negaranya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com