Ini Strategi Kemenhub Genjot Perekonomian di Jabar Selatan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal membangun dan merevitalisasi infrastruktur yang ada di Jawa Barat (Jabar) bagian selatan.

Hal itu sejalan dengan program pengembangan Jabar Selatan yang dicanangkan pemerintah hingga 2022 mendatang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa saat ini pembangunan infrastruktur di Jabar Selatan masih belum maksimal. Oleh karenanya, beberapa proyek yang dikerjakan kementerian di sana sekarang tengah diinventarisir.

"Kalau di tempat saya ada suatu identifikasi terutama di daerah Sukabumi dan Cianjur. Kita membuat bandara dan reaktivasi rel yang sudah ada, sehingga orang bisa ke Sukabumi lebih cepat dan lebih banyak," kata Budi Karya selepas rapat koordinasi di Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (21/8/2018) malam.

Budi Karya menambahkan, bandara baru hanya ada di Sukabumi, tepatnya di Cikembar. Selebihnya, Kemenhub akan melakukan pengembangan terhadap Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya.

"Yang akan ada dibangun baru itu cuma Bandara Sukabumi, yang lain sudah atau sedang finalisasi. Harapannya 2019 awal sudah bisa dimulai pembangunannya kalau sekarang masih pembebasan lahan," jelas dia.

Tak hanya bandara, Budi Karya juga menyatakan bahwa Kemenhub akan membangun dua pelabuhan di Jabar Selatan, tepatnya di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.

"Selain itu, Kemenhub juga sedang membangun dua pelabuhan, di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu gunanya untuk selain kegiatan wisata di geopark Ciletuh, juga memudahkan transportasi logistik hasil bumi keluar, katakan ke Priok atau yang lain lebih gampang," tuturnya.

Adapun anggaran yang disiapkan Kemenhub guna pembangunan dan revitalisasi infrastruktur di Jabar Selatan berkisar antara Rp 50 triliun hingga Rp 1 triliun.

"Soal anggarannya variatif, rel ganda itu paling besar sampai Rp 1 triliun. Bandara Sukabumi kurang lebih Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar. Pelabuhan rata-rata itu Rp 50 miliar, sedangkan revitalisasi bandara sekitar Rp 50 miliar masing-masing," pungkas Budi Karya.