Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Big Start Indonesia: Bermodal Rp 5 Juta, Kini Edwin Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 24/08/2018, 06:30 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Industri fashion memang tidak pernah kering inovasi. Berbagai macam produk dengan kualitas dan keunikan banyak di pasar Indonesia saat ini. Tak terkecuali Taylor Fine Goods (TFG) yang ikut meramaikan sejak 2012 lalu.

TFG adalah salah satu merek usaha lokal asal Surabaya yang saat ini sudah memasarkan produknya hingga negeri jiran Singapura dan Thailand.

Edwin Yani Widjaja, pemilik dan pendiri TFG memulai usahanya di bidang tas dan strap/ tali kamera pada 2012 silam dengan modal Rp 5 juta. Edwin pun mengaku, saat itu dirinya hany sekedar mempunyai penghasilan.

“Saya tidak punya basic (bisnis), orang tua pun tidak, teman pun tidak, ya pokoknya usaha waktu itu hanya untuk bisa dapat penghasilan sendiri,” ujarnya kepada Kompas.com saat ditemui dalam acara Media Gathering The Big Start Indonesia di Surabaya, Kamis (23/8/2018).

Dia bercerita, awalnya memilih berbisnis tas dan strap untuk kamera karena di Indonesia belum ada produk yang murah dengan kualitas bagus.  Saat itu, yang ada produk impor dengan harga yang sangat mahal karena fotografi belum sepopuler saat ini.  Edwin pun kala itu mengincar kalangan fotografer.

Baca juga: Berkat Batik Magelangan, Iwing Raup Omzet Puluhan Juta

“Dulu, fotografi belum jadi lifestyle kayak sekarang. Jadi masih pure ke tekniknya dan fotografinya. Lama-lama dunia fotografi ini makin banyak pesaingnya, kalau supply-nya terus ada tapi peminatnya sedikit bisa rugi,” tutur Edwin.

Dalam 2 tahun dirinya mengalami kerugian, karena produk tas dan strap kamera buatannya kurang banyak diminati. “Kita jual di toko kamera, penjualannya jelek. Ada yang masuk ke toko tapi tidak di pasang di display. Struggling banget waktu itu,” cerita Edwin.

Akhirnya dia pun mencoba cara lain. Edwin kemudian memasarkan produknya ke distro-distro. Tak dinyana, produk TFG disambut baik oleh konsumen.

“Kami akhirnya coba salurkan ke toko-toko distro, lifestyle dan ternyata malah laku,” sebutnya.

"Dari situ berangkat banyak teman-teman yang suka desain kita,” tambah dia.

Karena produknya diminati pasar,  Edwin pun mulai mengembangkan desain-desain lain. Desain TFG disesuaikan dengan permintaan pasar yang jadi tujuannya saat itu. Menurut dia, jika sudah ada permintaan dan keinginan dari pasar akan lebih mudah dalam melaksanakan dan mengembangkan bisnisnya ke depan.

“Kami lebih responsif, jadi kalau sudah ada market-nya baru dibuat sesuai market yang minta. Produk-produk yang sekarang ada lebih ke orang-orang minta yang selama ini market-nya sudah ada. Seiring berkembangnya waktu kami pun diajarkan membuat brand produk yang beda,” jelasnya.

Baca juga: Kisah Theresia Gouw, Kelahiran Indonesia yang Jadi Kapitalis Ventura Perempuan Terkaya di AS

Edwin menambahkan, pelaku usaha bidang fashion dan lifestyle seperti dirinya sudah banyak lantas harus ada pembeda agar produknya bisa diingat dan dikenal banyak orang.

“Akhirnya kita spesifik tasnya ke hipster traveler,” ucapnya.

Mengusung tema tersebut, Edwin ingin produknya bisa dipakai oleh kalangan-kalangan traveler dengan gaya yang berbeda dan terkesan fashionable.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com