Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ekonomi, Warga Venezuela Berbondong-bondong Bermigrasi ke Peru

Kompas.com - 24/08/2018, 12:46 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber BBC

CARACAS, KOMPAS.com - Sebagian warga Venezuela mencoba beremigrasi ke Peru sebelum Sabtu (25/8/2018), karena aturan baru yang mengharuskan mereka memiliki paspor untuk melintasi perbatasan.

Mengutip BBC Jumat (24/8/2018), selama ini warga Venezuela diizinkan masuk ke Peru hanya dengan menunjukkan kartu identitas mereka.

Sejak tahun 2014, lebih dari 2 juta orang Venezuela telah meninggalkan negara ini. Mereka melarikan diri dari krisis ekonomi parah karena kekurangan makanan, obat-obatan, dan barang-barang kebutuhan pokok.

Warga yang melarikan diri dari Venezuela mengatakan, mereka bermigrasi karena mereka tidak bisa mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.

Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Filippo Grandi, mendesak Peru dan Ekuador untuk "terus membiarkan mereka yang membutuhkan perlindungan internasional untuk mengakses keamanan dan mencari suaka".

Menurut angka PBB, 26.000 warga Venezuela memasuki Peru pada tahun 2017 tetapi kepala migrasi Peru Eduardo Sevilla mengatakan, lebih banyak warga Venuzuela telah masuk sejak tahun lalu. Dia mengatakan, jumlah masyarakat Venezuela saat ini di Peru di angka 400.000.

Perdana Menteri Peru César Villanueva mengatakan, diberlakukannya paspor di perbatasan bukan berarti Peru "menutup pintu" bagi para migran dari Venezuela.

Hanya saja, César mengatakan bahwa kartu tanda penduduk Venezuela tidak memberikan cukup informasi cukup dan dapat dengan mudah dipalsukan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Peru Néstor Popolizio mengatakan, Peru akan mengeluarkan "visa kemanusiaan" untuk warga Venezuela khusu yakni seperti lansia, wanita hamil dan anak-anak kecil.

Dia mengatakan warga Venezuela dapat mengajukan permohonan visa tersebut di konsulat Peru di Venezuela, Kolombia, Ekuador atau bahkan di perlintasan perbatasan di Tumbes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com