Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ratna Tondang
Aktivis lingkungan

Aktivis lingkungan, lulusan Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung

Peningkatan Energi Terbarukan, Tantangan Besar bagi Indonesia

Kompas.com - 28/08/2018, 16:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Faktor lainnya adalah hampir sebagian besar teknologi terbarukan masih diimpor dari luar negeri dan masih sangat sedikit industri yang membantu pengembangan energi terbarukan.

Hal itu mengakibatkan proses peralihan ke energi terbarukan di Indonesia menjadi sangat lambat.

Kurangnya koordinasi antarinstansi

Koordinasi yang buruk antarkementerian dan lembaga akan menyebabkan rencana-rencana pembangunan yang telah ditetapkan menjadi tidak konsisten.

Bayangkan saja, ada 7 institusi yang bertanggung jawab atas kebijakan energi terbarukan. Perbedaan data antarinstitusi bisa berbeda sehingga pengembangan energi terbarukan menjadi tidak konsisten.

Selain itu, kebijakan-kebijakan terkait pengembangan energi terbarukan relatif berubah-ubah setiap waktu, contohnya dalam penetapan feed in tariff renewable energy.

Adanya otonomi daerah juga menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk mengimplementasikan kebijakan dan program pengembangan energi terbarukan.

Kadang kala pemerintah daerah belum memiliki kapasitas cukup dalam memanfaatkan sumber daya energi terbarukan, apalagi penelitian tentang teknologi energi terbarukan di Indonesia masih sedikit sehingga kemampuan sumber daya manusia masih rendah.

Pemerintah diharapkan menegaskan kembali komitmennya dalam peningkatan 23 persen bauran energi terbarukan serta memastikan implementasi yang dilakukan konsisten dengan rencana dari visi yang telah dibuat.

Tanpa ada kebijakan atau dukungan yang lebih sesuai, proses peralihan ke energi terbarukan mungkin masih akan tetap lambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com