Program bioindustri diimpelementasikan oleh semua BPTP yang tersebar di 33 provinsi, termasuk BPTP Bali. Tim Bioindustri BPTP Bali masuk ke sejumlah lokasi binaan ini sejak 2015.
Dukungan Kementan ditunjukkan dengan memfasilitasi pembangunan infrastruktur berupa sarana penampung air (atau embung), hidran (pompa air) untuk kelompok, dan kandang yang dilengkapi sarana produksi pupuk organik padat dan cair.
Petani anggota kelompok tani juga mengeluarkan modal sendiri untuk mencukupi kekurangan bahan bangunan, seperti yang ditunjukkan saat pembangunan embung di Desa Antapan maupun Desa Bukti.
Program Bioindustri tingkatkan efisiensi biaya
Kegiatan Bioindustri yang dikembangkan Balitbangtan mengusung konsep yang sangat sederhana, yaitu integrasi tanaman dan ternak.
Inovasi yang diperkenalkan oleh BPTP Bali ke petani binaan pun memiliki konsep yang sama, yaitu pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas sayuran, serta teknologi pakan untuk meningkatkan performa ternak sapi.
Penerapan model Bioindustri ini terbukti meningkatkan efisiensi. Inovasi pupuk organik padat dan cair yang diolah oleh masing-masing petani untuk lahannya sendiri, misalnya telah menurunkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia sebesar 40 persen.
Salah seorang anggota Tim Pengarah Kegiatan Bioindustri Prof. Pantjar Simatupang mengaku terkesan dengan praktik budi daya yang dilakukan petani di kedua desa tersebut. Ia menilai budi daya yang dikembangkan telah sesuai dengan konsep Bioindustri.
Baca juga: Mentan Dukung Buton Utara Jadi Kabupaten Organik
“Selain nampak integrasinya, terlihat pula sistem pertanaman yang baik, yaitu memilih tanaman kompanion atau tanaman serumpun,” ujar Pantjar.
Contoh kasus yang ditemukan di Desa Antapan, di lahan yang sama seorang petani dapat secara bergantian menanam buncis, tomat, dan cabai.
Dalam penanaman ketiga komoditas sayuran tersebut, penggunaan ajir hanya perlu 1 kali pemasangan saja. Hal ini menunjukkan pemilihan tanaman kompanion dapat menghemat pemakaian ajir.
Integrasi pertanian
Sementara itu, kegiatan Bioindustri di Desa Bukti mengusung konsep integrasi tanaman ubi kayu dan ternak sapi.
Budi daya ubi kayu menggunakan varietas unggul atau varietas gajah dari Kalimantan Timur dengan potensi produksi 45 ton per hektar.
Potensi produksi ini empat kali lebih besar dari potensi produksi ubi kayu lokal. Oleh karena itu, pertanaman ubi kayu varietas gajah telah diperluas hingga mencapai tiga hektar lebih pada tahun ini.
Dukungan BPTP Bali dalam pengembangan ternak sapi diwujudkan melalui bimbingan teknis (Bimtek) pembuatan molasis untuk meningkatkan kecernaan pakan dalam rumen serta pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan mikro organisme lokal (MOL).
Baca juga: Kisah Ferdiyanti dari Pengumpul Kotoran Sapi hingga Pengusaha Rotan