Para importir umumnya meminta petugas Kementan meyakinkan petani agar mau menanam benih impor GBL asal Taiwan yang harganya lebih murah. Pasalnya, harga benih bawang putih lokal harganya lebih tinggi.
Waspada benih palsu
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengimbau pelaku usaha atau importir bawang putih meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran benih bawang putih yang tidak sesuai dengan ketentuan label/sertifikat.
“Apabila terdapat keraguan terhadap kebenaran varietas benih bawang putih dan atau kualifikasi penyedia sebelum proses pengadaan atau pembelian agar segera berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) setempat dan atau Direktorat Jenderal Hortikultura cq. Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat,” kata dia.
Perlu diketahui, indikasi pemalsuan dan pengoplosan benih bawang putih yang dilakukan para penangkar dan pengedar benih kini mulai bermunculan.
Baca juga: Wajib Tanam Bawang Putih Belum Tuntas, Kementan Tagih Komitmen Importir
Modusnya di antaranya dengan memalsukan label BPSB, menjual bawang putih konsumsi sebagai benih, serta mengoplos benih dengan bawang putih konsumsi.
Bahkan, ada benih yang memiliki label sesuai, namun isi dalam karung ternyata benih palsu atau oplosan.
Peredaran benih palsu ini diduga bermotif meraup untung besar dari selisih harga bawang putih untuk benih dan konsumsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.