Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

September 2018, BTPN akan Naikkan Suku Bunga Kredit

Kompas.com - 29/08/2018, 09:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN) berencana menaikkan suku bunga kredit untuk menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.

Direktur BTPN Arief Harris mengatakan, kenaikan tersebut merupakan langkah penyesuaian terhadap pasar.

"Karena cost of fund (bunga simpanan) naik, maka kami naikkan suku bunga kredit bulan depan," ujar Arief di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Namun, Arief belum dapat memastikan berapa basis point kenaikan bunga kredit. Sebelumnya BTPN juga menaikkan suku bunga deposito sebesar 50-75 bps sekitar sebulan atau dua bulan lalu.

"Suku bunga naik, secara tidak langsung di market berangsung naik. Kita mulai naikkan sesuai market," kata Arief.

Adapun dari awal tahun hingga bulan Juli kali ini, BI sudah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali, dengan total kenaikan sebesar 125 bps.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo selalu menyebutkan bahwa kenaikan suku bunga merupakan kebijakan BI yang pre-emptive, prudent, dan ahead the curve.

Kenaikan terakhir terjadi usai rapat dewan gubernur pada 15 Agustus 2018. BI kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.

Pengetatan kebijakan moneter kali ini bertujuan untuk mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik di tengah semakin meningkatnya ketidakpastisan di pasar global yang ditambah oleh krisis di Turki.

Selain itu, Perry juga menyatakan, kenaikan suku bunga kali ini juga sebagai salah satu upaya BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan (CAD) yang melebar.

"Aliran modal asing di portofolio itu bagus, CAD di bawah 3 persen itu masih aman. Tapi karena kondisi ketidakpastian global, maka BI dan pemerintah sepakat menurunkan CAD ke level yang lebih rendah, lebih dibawah 3 persen, lebih aman," kata Perry.

BI mencatat CAD kuartal II 2018 mencapai 8 miliar dollar AS atau 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Angka ini jauh lebih lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 5,7 miliar dollar AS atau 2,2 persen dari PDB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com