Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Musim Kemarau, Kementan Optimistis Produksi Padi Terjaga

Kompas.com - 29/08/2018, 14:34 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Data produksi yang digunakan Kementan merupakan hasil keputusan dalam rapat koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Kementan menjunjung tinggi prinsip satu peta satu data dan tidak berwenang mengeluarkan data secara sepihak,” ujar dia.

Maka, meski sejak 2015 BPS menyatakan tidak lagi merilis data produksi beras, BPS tetap menjadi lembaga yang sah mengeluarkan Angka Ramalan berdasarkan hasil rapat koordinasi BPS-Kementan.

Strategi hadapi kemarau panjang

Faktor utama yang menyebabkan kekeringan terjadi adalah berkurangnya curah hujan.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi penurunan signifikan curah hujan pada Juni-Agustus 2018 dibandingkan curah hujan 2017 yang lebih fluktuatif.

Penurunan terbesar terjadi pada Agustus 2018 sebesar 32.21 (mm) sedangkan pada Agustus 2017 sebesar 138.47 (mm).

Menurut Gatot, potensi lahan yang terkena kekeringan seluas 135.226 ha masih bisa berkurang jika di lokasi tersebut masih memiliki air sedikit dan dilakukan pompanisasi.

Baca juga: Musim Kemarau, Ini 8 Wilayah yang Alami Kekeringan

Untuk memelihara optimisme produksi padi 2018, Kementan telah melakukan berbagai upaya menghadapi kekeringan.

Demi menjaga kecukupan ketersediaan air, Kementan membuat sumur pantek dan pompanisasi air sungai di wilayah potensial untuk jangka pendek.

Selain itu, Kementan menyediakan benih unggul tahan kekeringan, mengatur pola tanam, menekan risiko kekeringan, menyediakan asuransi usaha tani, serta menggenjot pertanaman di lahan rawa, lebak, dan pasang surut.

Kemarau merupakan fenomena iklim yang berulang setiap tahunnya. Untuk menanggulangi kekeringan jangka panjang, Kementan menjalankan berbagai strategi.

Program yang dilakukan Kementan seperti perbaikan irigasi, bantuan alsintan, pembangunan embung, pengembangan tata air mikro di lahan rawa dan pasang-surut, memberi bantuan benih tahan kekeringan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan menghindari penurunan hasil produksi petani.

Puluhan infrastruktur besar berupa bendungan juga tengah dibangun di berbagai daerah.

“Kekeringan sangat kecil dampaknya, bahkan sebaliknya kekeringan menjadi peluang kita karena lahan rawa yang biasanya terendam justru berproduksi dengan sempurna,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com