Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri Sebut Impor ke Indonesia Serupa Air Bah

Kompas.com - 29/08/2018, 17:39 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Faisal Basri menilai maraknya impor dari berbagai negara ke Indonesia utamanya disebabkan kebijakan yang dibuat oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Hal ini diungkapkan Faisal ketika menghadiri diskusi mengenai wacana pengendalian impor 900 komoditas di Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).

"Sebelum batasi (komoditas impor), tertibkan dulu kelakuan Pak Enggar, yang tadinya ada rekomendasi, sekarang enggak ada rekomendasi. Seperti air bah sekarang (impornya)," kata Faisal.

Faisal memberi contoh, dari periode Januari sampai Juli 2018, jumlah impor ban melonjak lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya, menurut Faisal, dikarenakan kebijakan Enggar yang memutuskan tidak perlu rekomendasi dari Kementerian Perindustrian lagi untuk impor ban.

"Datanglah ban-ban dari China yang murah dalam tanda petik tapi tidak bisa divulkanisir. Ini dulu tertibkan sebelum tertibkan yang lain. Tertibkan yang enggak benar. Kalau sekarang kan menertibkan yang benar, yang enggak benar dulu ditertibkan kalau saya," tutur Faisal.

Begitu pula dengan industri tekstil. Menurut Faisal, banyak pelaku usaha dalam negeri di sektor tekstil yang mengeluh karena di pasaran sudah banyak produk impor dari China yang harganya jauh lebih murah, sehingga menurunkan daya saing produk serupa yang berasal dari dalam negeri.

"Dulu juga Pak Enggar menunjuk perusahaannya Tommy Winata untuk lelang gula rafinasi, yang saya hitung-hitung dalam sekejap bisa dapat Rp 230 miliar. Tapi alhamdulillah dibatalkan," ujar Faisal.

Kompas.com masih mencoba meminta tanggapan Enggar dan Kementerian Perdagangan atas pernyataan Faisal mengenai maraknya impor sebagai konsekuensi dari kebijakan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com