Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Pengembangan Pariwisata Salah Satu Langkah Stabilisasi Rupiah

Kompas.com - 30/08/2018, 10:48 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai, percepatan pengembangan pariwisata juga merupakan salah satu langkah stabilisasi nilai tukar rupiah yang hingga saat ini masih terdepresiasi terhadap dollar AS.

Saat ini, posisi rupiah berada pada Rp 14.600 per dollar AS, atau melemah sebesar 7,04 persen secara year to date (ytd).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, pariwisata bisa menjadi salah satu cara stabilisasi nilai tukar selain dengan peningkatan ekspor. Sebab, untuk menstabilkan nilai tukar saat ini, pemerintah perlu untuk menambah devisa negara dalam waktu singkat.

"Yang terpenting kalau mau kurs stabil, harus menambah devisa. Kalau mau menambah devisa masuk, bisa dengan meningkatkan ekspor dan pariwisata," ujar Mirza di Desa Candirejo, Kabupaten Magelang, Rabu (29/8/2018).

Dia pun menekankan, posisi rupiah yang melemah terhadap dollar AS masih lebih baik jika dibandingkan dengan jilai tukar negara-negara lain.

Mirza menjelaskan, mata uang Swedia, krona melemah terhadap dollar AS sepanjang tahun 2018 ini sebesar 10 persen. Selain itu, dollar Australia pun juga terdepresiasi sebesar 7 persen terhadap dollar AS.

Sejauh Indonesia mengelola perekonomian dengan hati-hati, pelemahan rupiah tidak akan seekstrim Argentina atau Turki yang bahkan terdepresiasi hingga 40 persen (ytd).

"Kalau Turki dan Argentina karena kesalahan mengelola ekonomi pelemahannya 40 persen. Lelemahan kurs jangan terlalu dibesar-besarkan karena semua mengalami," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com