Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor-sektor Industri Ini Paling Terimbas Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 30/08/2018, 21:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus berlanjut sampai hari ini. Sejumlah industri dinilai akan terdampak langsung terhadap tren tersebut, terutama bagi yang mengimpor bahan baku namun produknya dipasarkan di dalam negeri atau tidak berorientasi ekspor.

"Sektor yang kandungan impornya tinggi akan terganggu pelemahan rupiah, tapi sektor yang orientasi ekspor akan diuntungkan," kata Chief Economist Bank Mandiri Anton H Gunawan dalam Media Briefing di Plaza Mandiri, Kamis (30/8/2018).

Anton merinci, beberapa industri yang dinilai paling rentan terdampak pelemahan rupiah adalah yang bergerak di bidang transportasi, farmasi dan produk botani, mesin dan perlengkapannya, serta tekstil.

Industri yang memproduksi produk-produk kategori tersebut diumpamakan berwarna merah atau yang paling rentan terdampak tren depresiasi rupiah karena bahan bakunya sebagian besar berasal dari impor dan dipasarkan di dalam negeri.

Baca juga: Rupiah kembali Terpuruk ke Rp 14.655 Per Dollar AS

Sementara yang lampu kuning adalah industri yang memproduksi dan menjual barang-barang seperti elektronik, komputer, dan produk optik lainnya; alat-alat kelistrikan, produk dari kulit dan alas kaki; logam dasar; hingga produk pakaian.

Adapun yang dinilai masih aman adalah industri yang memproduksi kendaraan bermotor dan bagiannya, minuman, produk tembakau, serta produk kertas. Adapun sektor industri lain yang masih jauh lebih aman dari dampak pelemahan rupiah yaitu yang memproduksi makanan, furnitur, karet dan plastik, produk hasil minyak bumi, serta produk kayu dan sumber daya alam lainnya.

Meski sektor industri tersebut ada yang rentan dan aman, Anton menekankan tetap harus dilihat secara lebih detil. Bisa saja ada perusahaan yang memang industrinya rentan karena impor bahan bakunya tinggi namun memiliki portofolio di sektor industri lain sehingga secara keseluruhan tidak terlalu terdampak oleh pelemahan rupiah.

"Ini tidak berarti perusahaan di sektor tersebut bahaya, tidak selalu begitu. Harus lihat mikronya seperti apa, ada portofolio di mana," tutur Anton.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ada pada level Rp 14.655. Nilai tukar rupiah sejak awal pekan ini konsisten melemah di level Rp 14.600 setelah pada pekan sebelumnya sempat menguat tipis pada level Rp 14.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com