Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang Terus Berlanjut, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Kompas.com - 30/08/2018, 22:49 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China berdampak besar terhadap perekonomian negara-negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Jika perang dagang terus berlanjut, bagaimana dampaknya terhadap Indonesia di masa mendatang?

"Kalau dua negara tersebut pada akhirnya mengalami pelemahan ekonomi akibat trade war yang berlanjut, pengaruh ke Indonesia relatif lebih besar," kata ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro saat Media Briefing di Plaza Mandiri, Kamis (30/8/2018).

Andry menyebutkan, AS merupakan mitra dagang yang penting bagi Indonesia. Jumlah ekspor Indonesia ke AS menempati peringkat ke dua dari total ekspor Indonesia.

Jika dilihat dari riwayatnya pun, share ekspor ke AS dari tahun ke tahun selalu menempati lima besar. Berdasarkan data dari Trade Map dan CEIC, share ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam meningkat dari tahun ke tahun, yakni 9,4 persen (tahun 2014), 10,9 persen (tahun 2015), 11,3 persen (tahun 2016), dan 10,6 persen (tahun 2017).

Baca juga: Luhut: Perang Dagang Membuat Indonesia Berbenah

Sementara jumlah ekspor Indonesia ke China juga tidak kalah besar. Share ekspor ke China tahun 2014 sebesar 10 persen dari total ekspor, tahun 2015 sebesar 10,1 persen, tahun 2016 sebesar 11,2 persen, dan tahun 2017 sebesar 13,2 persen.

"Saat ini, Indonesia lebih sensitif terhadap perekonomian China dibandingkan dengan AS. Menurut perhitungan kami, setiap perlambatan pertumbuhan ekonomi 1 persen di China, pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut turun 0,09 persen," tutur Andry.

Sama halnya dengan AS, jika pertumbuhan ekonomi di sana melambat 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan turun 0,07 persen. Menanggapi risiko tersebut, Andry menyarankan pemerintah membuat skenario sebagai langkah antisipatif jika perang dagang yang berkelanjutan benar terjadi.

"Apakah (pangsa pasar ekspor) bisa digantikan dengan non-traditional market? Sampai sekarang kami lihat belum benar-benar bisa menggantikan, sehingga pasti ada pengaruhnya jika perang dagang terus berlanjut," ujar Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com