Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Investasi Menguat, Perekonomian Kepri Tumbuh 4,51 Persen

Kompas.com - 02/09/2018, 14:17 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali tumbuh menguat pada triwulan II-2018. Pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 4,51 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,47 persen (yoy).

Namun pertumbuhan tersebut masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 5,27 persen (yoy).

Kepala Perwakilan BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra mengatakan dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi triwulan II dipengaruhi oleh perbaikan kinerja investasi. Kinerja investasi tumbuh 7,68 persen (yoy), didorong oleh kinerja investasi bangunan dan non bangunan.

Sementara Investasi bangunan tumbuh menguat sebesar 6,58 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,05 persen (yoy), sedangkan investasi non bangunan tumbuh sebesar 10,64 persen (yoy), naik cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,65 persen (yoy).

Baca juga: Kebijakan Ini Dinilai Bisa Pulihkan Pertumbuhan Ekonomi RI

"Net ekspor masih mencatatkan kontraksi sebesar 5,72 peraen (yoy), namun capaian ini lebih baik dibanding triwulan lalu yang terkontraksi 6,65 persen (yoy)," kata Gusti Raizal belum lama ini.

Untuk konsumsi pemerintah sendiri, Gusti mengaku tumbuh 16,95 persen (yoy) terutama didorong oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat namun masih mencatatkan pertumbuhan positif 5,68 persen (yoy) ditopang oleh peningkatan kebutuhan konsumsi selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi bersumber dari perbaikan kinerja sektor konstruksi dan perdagangan. Sektor kontruksi tumbuh 9,43 persen (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan lalu sebesar 5,08 persen (yoy) ditopang oleh proyek pembangunan baik oleh swasta maupun pemerintah," jelasnya.

"Begitu juga sektor perdagangan tumbuh 6,56 persen (yoy), naik dibandingkan triwulan lalu 5,84 persen (yoy). Peningkatan sektor perdagangan diperkirakan sebagai dampak dari peningkatan permintaan pada Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," katanya menambahkan.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019 Diprediksi 5,1 Persen

Berbeda dengan sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan sementara sektor industri tumbuh 3,77 persen (yoy) lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 4,43 persen (yoy).

Idul Fitri dan inflasi

Selain itu cuti bersama yang cukup panjang, yakni perayaan hari Raya Idul Fitri berkontribusi terhadap perlambatan sektor industri pengolahan. Sementara sektor pertambangan kembali mengalami kontraksi terutama karena meningkatnya kontraksi lifting gas menjadi sebesar 39,72 persen (yoy) dibandingkan triwulan lalu yang terkontraksi 14,29 persen (yoy).

"Tekanan inflasi Kepri juga mengalami pelemahan pada triwulan II-2018. Inflasi triwulan II sebesar 4,06 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 5,05 persen (yoy). Inflasi kelompok inti dipicu oleh kenaikan upah tukang bukan mandor, biaya sekolah dasar serta akademi atau perguruan tinggi," jelasnya.

Lebih jauh Gusti mengatakan inflasi volatile foods sendiri didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras. Sementara inflasi kelompok administered prices dipicu oleh tarif listrik dan rokok putih. Bahkan memasuki Juli 2018, Kepri mencatatkan inflasi 0,27 persen (mtm) atau secara tahunan terjadi inflasi 4,38 persen (yoy).

Baca juga: Janji Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Dikritik, Ini Penjelasan Sri Mulyani

"Inflasi Kepri tahun kalender (Januari – Juli) tercatat sebesar 2,34 persen (ytd). Sedangkan andil terbesar inflasi Juli bersumber dari kelompok volatile foods seperti bayam, kacang panjang dan daging ayam ras," paparnya.

Gusti juga mengaku ditengah tren peningkatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sistem keuangan Kepri tetap terjaga, tercermin dari indikator-indikator perbankan yang masih tumbuh meski tidak sekuat triwulan sebelumnya.

"Total aset, dana dan kredit tumbuh masing-masing sebesar 4,24 persen (yoy), 4,65 persen (yoy) dan 5,15 persen (yoy) lebih rendah dibanding triwulan lalu sebesar 8,25 persen (yoy), 9,18 persen (yoy) dan 7,25 persen (yoy)," katanya.

Kompas TV Infrastruktur baru terus ditambah di kawasan Indonesia Timur, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi serta menciptakan pemerataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com