Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang AS-China Bisa Picu Krisis Ekonomi Global?

Kompas.com - 02/09/2018, 17:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Ketegangan perang dagang antara AS dan China dipandang bisa memicu krisis ekonomi global. Hal ini diungkapkan oleh mantan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Singapura George Yeo.

Yeo kini merupakan pimpinan Kerry Logistics Network yang berpusat di Hong Kong. Ia menuturkan, perusahaannya diuntungkan dalam jangka pendek karena ada konflik tarif antara AS dan China. Kalangan bisnis mempercepat pengiriman dan mengalihkan perdagangan maupun investasi guna menghindari dampak tarif.

Ini membuat kinerja keuangan perusahaan Yeo terdongkrak. Namun, semua itu hanya terjadi sementara.

"Dampaknya tidak bagus bagi kami jika (perang dagang) memicu krisis ekonomi global yang bisa saja terjadi," kata Yeo seperti dikutip dari CNBC, Minggu (2/9/2018).

Yeo mengungkapkan, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengancam bakal mencabut keanggotaan AS dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika lembaga itu tak mengubah diri demi kepentingan AS. Hal ini menyebabkan kekhawatiran di mana-mana.

Bloomberg pun mewartakan, Trump menyatakan kepada jajarannya bahwa ia mendukung berlanjutnya penerapan tarif senilai 200 miliar dollar AS terhadap produk-produk asal China. Akan tetapi, Gedung Putih menolak berkomentar terkait hal ini.

Menurut Yeo, meski ia tak memandang krisis global kemungkinan bakal benar terjadi, ia menekankan bahwa kalangan bisnis mulai khawatir tentang ekonomi global. Ia menyebut, kenaikan suku bunga di Argentina secara drastis adalah sebuah contoh kekhawatiran.

"Hal-hal seperti ini dapat menyebar sangat cepat," ungkap Yeo.

Ia juga mengatakan, ketidakpastian terkait perang dagang AS-China memaksa kalangan bisnis membuat pilihan, semisal terkait lokasi pendirian pabrik baru.

"Apakah Anda akan membangun di China atau di Asia Tenggara," imbuh Yeo, yang juga mengatakan pertimbangan ini berlaku baik bagi perusahaan multinasional China maupun non-China.

Ia meyakini China akan mengakomodir AS untuk menyusun solusi terkait pertikaian perdagangan. Namun, solusi ini harus dirundingkan oleh Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com