Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Investasi Jangka Pendek yang Paling Menguntungkan

Kompas.com - 03/09/2018, 06:36 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com — Berinvestasi sekarang ini banyak jadi pilihan karena dinilai lebih menjanjikan ketimbang sekadar menabung. Melakukan investasi di dalam keuangan merupakan langkah yang banyak diambil, terutama oleh mereka yang memahami dengan baik bagaimana cara mengelola keuangan dengan tepat.

Investasi juga dianggap sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjamin keuangan pada masa yang akan datang, mengingat kapan saja berbagai risiko bisa saja terjadi di dalam keuangan itu sendiri. Jenis investasi itu sendiri ada tiga, yakni investasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Jika investasi jangka panjang pada umumnya dilakukan untuk batas waktu di atas 10 tahun, investasi jangka pendek hanya dilakukan untuk 1 hingga 12 bulan saja. Artinya, investasi jangka pendek ini pada umunya akan mudah dicairkan/diuangkan.

Bila melihat waktunya yang terbilang sangat singkat ini, sangat penting untuk mencari jenis investasi yang tidak mengalami perubahan harga secara signifikan atau fluktuatif. Hal ini penting, untuk mengatasi resiko kerugian yang mungkin saja muncul akibat perubahan harga yang cepat tersebut.

Baca juga: 5 Jurus Mengatur Keuangan bagi Pasangan Muda agar Merdeka Finansial

Ada banyak jenis investasi jangka pendek yang kerap dijadikan sebagai pilihan oleh para investor, beberapa di antaranya bahkan terbilang populer dan begitu mudah untuk diakses. Namun, sebagaimana tujuan awalnya, memilih investasi jangka pendek yang paling menguntungkan tentu sangat perlu untuk dijadikan sebagai pertimbangan.

Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut tiga pilihan investasi jangka pendek yang lebih menguntungkan dan layak dicoba.

1.  Investasi di deposito

Instrumen investasi yang begitu populer dan masih sangat banyak dijadikan pilihan oleh para investor di Indonesia adalah deposito. Jaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dan juga risikonya yang terbilang kecil membuat deposito masih sangat diminati hingga saat ini.

Terlebih lagi bagi para investor yang tidak ingin mengambil risiko tinggi di dalam investasi yang mereka lakukan. Dengan tingkat suku bunga sekitar 4-8 persen per anum (belum dipotong pajak) serta periode investasi yang beragam, instrumen yang satu ini bisa dijadikan sebagai pilihan yang tepat untuk investasi jangka pendek.

2. Investasi secara P2P Lending

Investasi Peer to Peer (P2P) Lending merupakan salah satu jenis investasi jangka pendek yang belakangan ini populer serta sangat banyak dijadikan sebagai pilihan. Sistem yang terbilang sangat praktis dan bebasis online ini pada dasarnya melakukan aktifitas pinjam-meminjam, di mana platform akan mempertemukan kedua belah pihak (pemberi pinjaman dan juga peminjam).

Namun, di dalam sistem ini, platform hanya akan berperan sebagai perantara saja dan aktivitas yang berlangsung dilakukan oleh sesama pengguna yang tergabung di dalamnya. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, mengingat risiko yang ditanggung pihak investor terbilang cukup besar.

Selain itu, P2P Lending juga tidak bernaung di bawah lembaga keuangan resmi milik pemerintah, sehingga aktifitas investasi ini tidak dijamin oleh lembaga pemerintah (LPS). Artinya, risiko di dalam investasi yang satu ini akan menjadi tanggungan investor itu sendiri. Lalu, apa yang membuat investasi ini cukup populer dan banyak diminati?

Tidak lain adalah besaran imbal hasil yang cukup tinggi tentu menjadi pertimbangan para investor. Berbeda dengan investasi dalam bentuk tabungan atau bahkan deposito yang imbal hasilnya di bawah 10 persen, rata-rata P2P Lending ini bisa memberikan imbal hasil hingga sekitar 15 persen.

3.  Investasi Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com