Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Sebut Stabilisasi Harga Jadi Kunci Deflasi

Kompas.com - 03/09/2018, 15:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dinamika harga, terutama bahan pokok, masih kondusif pada Agustus 2018.

Hal itu tercermin dari deflasi 0,05 persen seperti yang disampaikan dalam berita resmi statistik oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (3/9/2018).

"Saya rasa, stabilitas dari harga-harga ini jadi komponen yang penting karena kita semua tahu dalam kondisi global environment market yang cukup volatile, isu stabilitas menjadi sangat penting untuk bisa menjangkarkan confidence," kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Borobudur, Senin siang.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto sebelumnya, deflasi 0,05 persen bulan Agustus 2018 didorong oleh deflasi yang terjadi pada tiga kelompok pengeluaran. Tiga kelompok yang dimaksud adalah bahan makanan, sandang, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Untuk kelompok bahan makanan, deflasi terjadi 1,10 persen dengan komoditas utama yang mendorong terjadinya deflasi adalah turunnya harga telur ayam, bawang merah, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, serta sayur-sayuran. Sementara dari sandang, terjadi deflasi 0,07 persen yang didorong oleh turunnya harga emas yang mengikuti perkembangan harga emas dunia.

Adapun deflasi dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen didorong oleh penurunan tarif angkutan udara. Meski begitu, masih ada inflasi cukup tinggi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,03 persen yang didorong kenaikan uang sekolah SD, SMP, dan SMA.

Ke depan, Sri Mulyani memastikan untuk tetap sama-sama menjaga stabilitas kondisi harga-harga komoditas, termasuk harga pangan yang jadi fokus utama pemerintah sampai akhir tahun. Selain itu, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) juga akan memperhatikan dampak dari imported inflation, menyusul tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut.

"Kami akan terus menjaga seperti yang selama ini sudah dikomunikasikan. Sumber-sumber inflasi yang berpotensi pada bulan-bulan ke depan, seperti harga pangan, kalau sampai terjadi imported inflation karena nilai tukar, dan ada seasonal akhir tahun adalah demand driven," tutur Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com