Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Jack Ma Bertemu dengan Para Menteri hingga Erdogan Kurangi Peran Dollar AS

Kompas.com - 04/09/2018, 06:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 20/2/PBI/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 19/7/PBI/2017 tentang Pembawaan Uang Kertas Asing Ke Dalam dan Ke Luar Daerah Pabean Indonesia, sanksi denda yang dikenakan kepada orang (orang perorangan atau korporasi) yang tidak memiliki izin dan persetujuan adalah sebesar 10 persen dari seluruh jumlah UKA yang dibawa dengan jumlah denda paling banyak setara dengan Rp 300 juta.

Kepala Departemen Pengelolaa Devisa BI Hariyadi Ramelan mengatakan, BI sudah mempersiapkan infrastruktur berbasis teknologi informasi untuk memproses perizinan dan persetujuan pembawaan UKA.

Baca selengkapnya: Mulai Hari Ini, Bawa Uang Kertas Asing Rp 1 Miliar ke Atas Kena Denda!

4. Erdogan: Kita Harus Secara Bertahap Kurangi Monopoli Dollar AS...

Turki melakukan negosasi perdagangan dengan Rusia tanpa menggunakan dollar AS yang selama ini dikenal sebagai mata uang internasional. Hal itu sebagai salah satu upaya Turki untuk mengurangi dominasi Amerika Serikat.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Minggu (2/9/2018) mengatakan, Turki akan menggunakan mata uang non dollar untuk setiap transaksi dan investasi yang dilakukan dengan negara lain. Dia menyebut, sanksi AS kepada Turki menunjukkan Paman Sam telah berlaku bagai "serigala liar".

"Kita harus secara bertahap mengurangi monopoli dollar AS dengan menggunakan mata uang lokal dan nasional yang ada di sekeliling kita," ujar Erdogan seperti dilansir Al Jazeera, Senin (3/9/2018).

Saat ini, baik Turki maupun Rusia sedang menghadapi sanksi ekonomi yang diberikan oleh Amerika Serikat.

Baca selengkapnya: Erdogan: Kita Harus Secara Bertahap Kurangi Monopoli Dollar AS...

5. Dirut Pertamina Klaim Penggunaan B20 Lebih Irit Bahan Bakar

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengklaim penggunaan campuran Biodiesel 20 persen atau B20 lebih irit bagi kendaraan bermotor. Hal tersebut diungkapkan Nicke saat mengunjungi SPBU di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2018).

"Tadi kawan-kawan bisa dengar sendiri kan, ternyata dengan B20 itu lebih baik, lebih irit," ujar Nicke.

Selain lebih irit bahan bakar, lanjut Nicke, penggunaan B20 juga lebih ramah lingkungan.

"B20 diimplementasikan untuk lingkungan kita, lebih baik untuk jangka panjang, karena kadar emisi karbon lebih rendah," kata Nicke.

Baca selengkapnya:  Dirut Pertamina Klaim Penggunaan B20 Lebih Irit Bahan Bakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com