Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Jack Ma Bertemu dengan Para Menteri hingga Erdogan Kurangi Peran Dollar AS

Kompas.com - 04/09/2018, 06:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Jack Ma Bertemu dengan Menteri-menteri, Ini yang Dibicarakan

Setelah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Sabtu (1/9/2018), pendiri sekaligus Executive Chairman Alibaba Group Jack Ma bertemu dengan para menteri di bidang ekonomi, Minggu (2/9/2018).

Dalam pertemuan tertutup itu, Jack Ma memberikan sejumlah saran dan masukan untuk peta jalan e-commerce Indonesia.

Para menteri yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto. Selain itu, turut hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional dan Investasi, Shinta Widjaja Kamdani, dan pihak terkait lainnya.

"Jack Ma diundang dalam kaitan road map e-commerce yang sedang disusun pemerintah. Jack Ma dulu pernah diminta oleh Presiden jadi advisor untuk membantu Indonesia. Pak Menko mengundang Jack Ma untuk bisa memberikan saran-saran dan follow up setelah beliau bertemu Presiden kemarin di Istana," kata Shinta saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.

Baca selengkapnya:  Jack Ma Bertemu dengan Para Menteri, Ini yang Dibicarakan

2. 3 Investasi Jangka Pendek yang Paling Menguntungkan

Berinvestasi sekarang ini banyak jadi pilihan karena dinilai lebih menjanjikan ketimbang sekadar menabung. Melakukan investasi di dalam keuangan merupakan langkah yang banyak diambil, terutama oleh mereka yang memahami dengan baik bagaimana cara mengelola keuangan dengan tepat.

Investasi juga dianggap sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjamin keuangan pada masa yang akan datang, mengingat kapan saja berbagai risiko bisa saja terjadi di dalam keuangan itu sendiri.

Jenis investasi itu sendiri ada tiga, yakni investasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jika investasi jangka panjang pada umumnya dilakukan untuk batas waktu di atas 10 tahun, investasi jangka pendek hanya dilakukan untuk 1 hingga 12 bulan saja. Artinya, investasi jangka pendek ini pada umunya akan mudah dicairkan/diuangkan.

Bila melihat waktunya yang terbilang sangat singkat ini, sangat penting untuk mencari jenis investasi yang tidak mengalami perubahan harga secara signifikan atau fluktuatif. Hal ini penting, untuk mengatasi resiko kerugian yang mungkin saja muncul akibat perubahan harga yang cepat tersebut.

Baca selengkapnya: 3 Investasi Jangka Pendek yang Paling Menguntungkan

3. Mulai Hari Ini, Bawa Uang Kertas Asing Rp 1 Miliar ke Atas Kena Denda!

Larangan pembawaan Uang Kertas Asing (UKA) dengan nilai setara atau lebih dari Rp 1 miliar oleh orang atau korporasi, mulai berlaku Senin (3/9/2018) ini.

Dengan demikian, yang bisa membawa UKA dengan jumlah itu hanya badan berizin, yaitu bank dan penyelenggara Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA) bukan bank yang telah memperoleh izin dan persetujuan dari Bank Indonesia (BI).

Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 20/2/PBI/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 19/7/PBI/2017 tentang Pembawaan Uang Kertas Asing Ke Dalam dan Ke Luar Daerah Pabean Indonesia, sanksi denda yang dikenakan kepada orang (orang perorangan atau korporasi) yang tidak memiliki izin dan persetujuan adalah sebesar 10 persen dari seluruh jumlah UKA yang dibawa dengan jumlah denda paling banyak setara dengan Rp 300 juta.

Kepala Departemen Pengelolaa Devisa BI Hariyadi Ramelan mengatakan, BI sudah mempersiapkan infrastruktur berbasis teknologi informasi untuk memproses perizinan dan persetujuan pembawaan UKA.

Baca selengkapnya: Mulai Hari Ini, Bawa Uang Kertas Asing Rp 1 Miliar ke Atas Kena Denda!

4. Erdogan: Kita Harus Secara Bertahap Kurangi Monopoli Dollar AS...

Turki melakukan negosasi perdagangan dengan Rusia tanpa menggunakan dollar AS yang selama ini dikenal sebagai mata uang internasional. Hal itu sebagai salah satu upaya Turki untuk mengurangi dominasi Amerika Serikat.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Minggu (2/9/2018) mengatakan, Turki akan menggunakan mata uang non dollar untuk setiap transaksi dan investasi yang dilakukan dengan negara lain. Dia menyebut, sanksi AS kepada Turki menunjukkan Paman Sam telah berlaku bagai "serigala liar".

"Kita harus secara bertahap mengurangi monopoli dollar AS dengan menggunakan mata uang lokal dan nasional yang ada di sekeliling kita," ujar Erdogan seperti dilansir Al Jazeera, Senin (3/9/2018).

Saat ini, baik Turki maupun Rusia sedang menghadapi sanksi ekonomi yang diberikan oleh Amerika Serikat.

Baca selengkapnya: Erdogan: Kita Harus Secara Bertahap Kurangi Monopoli Dollar AS...

5. Dirut Pertamina Klaim Penggunaan B20 Lebih Irit Bahan Bakar

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengklaim penggunaan campuran Biodiesel 20 persen atau B20 lebih irit bagi kendaraan bermotor. Hal tersebut diungkapkan Nicke saat mengunjungi SPBU di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2018).

"Tadi kawan-kawan bisa dengar sendiri kan, ternyata dengan B20 itu lebih baik, lebih irit," ujar Nicke.

Selain lebih irit bahan bakar, lanjut Nicke, penggunaan B20 juga lebih ramah lingkungan.

"B20 diimplementasikan untuk lingkungan kita, lebih baik untuk jangka panjang, karena kadar emisi karbon lebih rendah," kata Nicke.

Baca selengkapnya:  Dirut Pertamina Klaim Penggunaan B20 Lebih Irit Bahan Bakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com