Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Bijak Mengonsumsi Obat Bernama Subsidi

Kompas.com - 04/09/2018, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika dibanding dana untuk pendidikan, besaran subsidi bisa dikatakan sebanding. Namun, coba bandingkan dengan dana untuk penelitian dan pengembangan, subsidi masih menjadi raja.

Untuk diketahui dana pendidikan sebagian besar mengalir untuk gaji, bukan penelitian dan pengembangan.

Interpretasi sederhananya adalah Indonesia lebih suka membakar uang-uangnya ketimbang membelanjakannya untuk kemajuan.

Selanjutnya, subsidi membuat kegiatan produksi dalam negeri lemah. Ini terjadi di berbagai sektor mulai dari pertanian hingga minyak bumi.

Karena harga pangan dan BBM terlampau relatif murah, tidak ada insentif bagi petani ataupun perusahaan penambang minyak untuk bekerja keras dan berinovasi meningkatkan produksi. Pada akhirnya, ketika produksi menurun, pemerintah akhirnya harus impor.

Di samping itu, subsidi sering dijadikan komoditas politik. Lebih tepatnya, harga murah yang dijadikan komoditas politik dan subisidi menjadi kendaraan atau alatnya.

Karena sudah menjadi janji politik, harga murah dan subsidi terus menjadi sasaran tagih masyarakat dan oposisi pada pemerintah. Akhirnya itu menjadi ukuran apakah pemerintah becus atau tidak.

Pemerintah becus kalau harga murah dan subsidi besar, bukan kalau masyarakatnya teredukasi dan sehat jasmani dan rohaninya.

Ini semua menciptakan sebuah kompleksitas yang membuat kebijakan susbsidi tidak mudah direformasi.

Masyarakat dan pemerintah sudah terlanjur terbiasa dengan obat batuk untuk meredakan batuk, lupa untuk fokus pada pengmbangan masyarakatnya untuk meneliti, berkembang dan aktif berproduksi di berbagai bidang.

Di awal-awal tahun politik ini, saya mengharap bahwa isu tentang kebijakan subsidi jangan dijadikan gimmick politik, baik bagi pemerintah maupun oposisi.

Kejatuhan Indonesia 1998 dan Venezuela kini cukup menjadi pelajaran berarti tentang ini. Berkontestasilah dengan ide-ide dan kebijakan-kebijkan yang fokus pada pembangunan ekonomi, kapasitas dan ketrampilan, dan kesehatan masyarakat.

Muhamad Rosyid Jazuli, MPP
Ketua PPI Selandia Baru 2016-2017 (ppidunia.org)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com