JAKARTA, KOMPAS.com - Topik mengenai pelemahan nilai tukar rupiah masih menjadi informasi yang paling banyak diakses oleh pembaca Kompas.com pada Kamis (6/9/2018). Pelemahan rupiah hingga menyentuh Rp 14.900 per dollar AS memang menjadi kekhawatiran banyak pihak dan terus dibendung pelemahan lanjutannya oleh pemerintah maupun bank sentral.
Kemudian, berita tentang penerapan kenaikan tarif PPh impor juga masih menjadi perhatian pembaca. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Berikut ini adalah 5 berita terpopuler Ekonomi Kompas.com kemarin, yang masih patut Anda akses pula pagi ini.
1. Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, sentimen krisis global tersebut bukanlah penyebab utama kejatuhan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG).
Sepeti dikutip dari Kontan.co.id, Edwin menyebutkan, yang patut dicermati adalah kondisi Indonesia yang tengah berhadapan dengan masalah defisit neraca perdagangan.
Terjadinya defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan membuat pasokan dollar Amerika Serikat di pasar domestik seret. Selain karena devisa hasil ekspor berkurang, para eksportir juga enggan melepaskan dolar AS yang mereka miliki.
Maka Edwin bilang, sebenarnya salah satu penyebab utama kejatuhan indeks dan rupiah adalah besarnya permintaan impor subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.
Selengkapnya: Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/06/052000626/rupiah-dan-ihsg-terpuruk-pemerintah-disarankan-mencabut-subsidi-energi.
Editor : Erlangga Djumena
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/06/052000626/rupiah-dan-ihsg-terpuruk-pemerintah-disarankan-mencabut-subsidi-energi.
Editor : Erlangga Djumena
2. Ini Contoh Komoditas yang Tarif PPh Impornya Naik