Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA POPULER: Pemerintah Disarankan Cabut Subsidi Energi hingga Pajak Impor

Kompas.com - 07/09/2018, 07:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Topik mengenai pelemahan nilai tukar rupiah masih menjadi informasi yang paling banyak diakses oleh pembaca Kompas.com pada Kamis (6/9/2018). Pelemahan rupiah hingga menyentuh Rp 14.900 per dollar AS memang menjadi kekhawatiran banyak pihak dan terus dibendung pelemahan lanjutannya oleh pemerintah maupun bank sentral.

Kemudian, berita tentang penerapan kenaikan tarif PPh impor juga masih menjadi perhatian pembaca. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.

Berikut ini adalah 5 berita terpopuler Ekonomi Kompas.com kemarin, yang masih patut Anda akses pula pagi ini.

1. Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, sentimen krisis global tersebut bukanlah penyebab utama kejatuhan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG).

Sepeti dikutip dari Kontan.co.id, Edwin menyebutkan, yang patut dicermati adalah kondisi Indonesia yang tengah berhadapan dengan masalah defisit neraca perdagangan.

Terjadinya defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan membuat pasokan dollar Amerika Serikat di pasar domestik seret. Selain karena devisa hasil ekspor berkurang, para eksportir juga enggan melepaskan dolar AS yang mereka miliki.

Maka Edwin bilang, sebenarnya salah satu penyebab utama kejatuhan indeks dan rupiah adalah besarnya permintaan impor subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

Selengkapnya: Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi

Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/06/052000626/rupiah-dan-ihsg-terpuruk-pemerintah-disarankan-mencabut-subsidi-energi.

Editor : Erlangga Djumena

Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/06/052000626/rupiah-dan-ihsg-terpuruk-pemerintah-disarankan-mencabut-subsidi-energi.

Editor : Erlangga Djumena

 

2. Ini Contoh Komoditas yang Tarif PPh Impornya Naik

Pemerintah telah menerbitkan aturan penyesuaian tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor atau PPh Pasal 22untuk 1.147 komoditas atau barang konsumsi pada Rabu (5/9/2018) kemarin. Penyesuaian tarif PPh Impor merupakan satu dari sejumlah instrumen pemerintah dalam rangka menjaga neraca perdagangan yang sejak awal tahun lebih banyak mengalami defisit.

"Rinciannya, 210 item komoditas dengan tarif PPh (Pasal) 22 naik dari tarif 7,5 persen jadi 10 persen. Termasuk dalam kategori ini barang mewah seperti mobil CBU (Completely Built Up) dan motor besar," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Instagram @smindrawati pada Kamis (6/9/2018).

Kemudian, ada 218 item komoditas yang tarif PPh Pasal 22-nya naik dari 2,5 persen jadi 10 persen. Barang yang termasuk dalam kategori ini adalah seluruh barang konsumsi yang sebagian besar sudah dapat diproduksi di dalam negeri, seperti barang elektronik berupa dispenser air, pendingin ruangan, lampu, serta barang keperluan sehari-hari seperti sabun, sampo, kosmetik, dan peralatan masak atau dapur.

Ini Contoh Komoditas yang Tarif PPh Impornya Naik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Contoh Komoditas yang Tarif PPh Impornya Naik", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/06/102600526/ini-contoh-komoditas-yang-tarif-pph-impornya-naik.
Penulis : Andri Donnal Putera
Editor : Erlangga Djumena

Selengkapnya: Ini Contoh Komoditas yang Tarif PPh Impornya Naik

 

3. Luhut: Untung Gempa Lombok Tidak Dijadikan Bencana Nasional

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mendapat informasi dari timnya bahwa turis sudah mulai berdatangan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Proses rehabilitasi dampak dari gempa di Lombok pun terus berjalan, sehingga pemulihan kawasan Lombok termasuk destinasi pariwisatanya juga akan berlangsung lebih cepat. 

"Makanya saya bilang, jangan nyinyir. Bilang suruh bencana nasional. Tim saya baru balik bilang, untung enggak dibikin bencana nasional," kata Luhut usai rapat di Kementerian Keuangan, Kamis (6/9/2018).

Luhut menjelaskan, jika pemerintah menetapkan status gempa di Lombok sebagai bencana nasional, negara-negara lain akan mengeluarkan travel warning bagi warga negaranya yang ingin ke Indonesia. Bila itu terjadi, sektor pariwisata juga perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali bulan Oktober mendatang akan terdampak.

Selengkapnya: Luhut: Untung Gempa Lombok Tidak Dijadikan Bencana Nasional

 

4. Ini Jurus BI untuk Mengawal Rupiah

Pemerintah bersama dengan berbagai otoritas terkait, terutama Bank Indonesia (BI) terus memutar otak dan mengeluarkan berbagai jurus untuk menjaga stabilitas fundamental ekonomi dan juga rupiah. Menjadi penting bagi pemerintah untuk menekan transaksi berjalan dengan rupiah yang mulai menjauh dari fundamentalnya.

Pasalnya, neraca berjalan (current account) yang terdiri atas transaksi barang dan jasa dinsinyalir merupakan faktor utama yang menekan mata uang rupiah. Posisi defisit transkasi berjalan (current account deficit/CAD) di kuartal II tahun ini sebesar 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar 8 miliar dollar AS.

Selengkapnya: Ini Jurus BI untuk Mengawal Rupiah

 

5. China "Pede" Hadapi Perang Dagang dengan AS

Pemerintah China menyatakan siap untuk menghadapi perang dagang yang digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump. China pun menyatakan telah siap untuk membalas kebijakan pengenaan tarif impor yang dikenakan AS atas produk-produk dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengungkapkan, pemerintah China sudah menyiapkan kebijakan terukur yang diperlukan apabila AS mengumumkan pengenaan tarif impor atas barang-barang dari China sebesar 25 persen. Kebijakan tarif impor tersebut diprediksi diumumkan pekan ini.

Selengkapnya: China "Pede" Hadapi Perang Dagang dengan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com