Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keuntungan Kerja Sama CEPA Indonesia dan Australia

Kompas.com - 07/09/2018, 16:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo menganggap kesepakatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Australia menghasilkan output yang saling menguntungkan. Apalagi Indonesia dan Australia termasuk negara dengan ekonomi terbesar di kawasan selatan pasifik.

"Kerja sama ini bukan FTA (free trade agreement) biasa, tapi perjanjian komprehensif yang menekankan pada kemitraan dengan prinsip win-win," ujar Imam di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Imam mengatakan, melalui perjanjian ini, kedua negara tersebut akan mengembangkan konsep economic powerhouse dengan mendorong produktifitas produk industri dan pertanian. Indonesia dan Australia juga sepakat mendorong ekspor ke pasar negara ketiga.

Selain itu, kedua negara juga dapat berkontribusi lebih besar pada global value chain untuk memasok kebutuhan global.

Baca juga: Indonesia Akhirnya Patuhi Kebijakan Kemasan Rokok Polos Australia

"Indonesia diproyeksi menjadi pusat pengolahan dengan kemudahan akses berbagai bahan baku yang murah dan berkualitas dari Australia," kata Imam.

Adapun bentuk kerja sama yang sudah diinisiasi yaitu komoditas gandum dan industri besi dan baja. Untuk gandum, Australia menyediakan bahan baku gandum, sorghum, dan barley. Diketahui, Indonesia adalah konsumen gandum giling Australia terbesar dengan nilai 4,2 juta ton atau setara 1,2 miliar dollar AS per tahun.

Kedua negara juga bekerja sama dalam pengembangan industri makanan olahan Indonesia.

"Untuk industri besi dan baja, kita menangkap peluang ekspor kebutuhan konstruksi seiring pesatnya pembangunan global," kata Imam.

Keuntungan bagi iklim investasi

Perjanjian IA-CEPA juga menciptakan peluang investasi baru dan iklim investasi yang lebih kondusif. Hal ini penting untuk meningkatkan jumlah Foreign Direct Investment Australia di Indonesia, begitupun sebaliknya.

Pada 2017, jumlah FDI Australia di Indonesia mencapai 513 juta dollar AS. Adapun sektor unggulannya adalah pertambangan, tanaman pangan dan perkebunan, industri logam dasar dan barang logam, serta hotel dan restoran.

Imam mengatakan, melalui IA-CEPA, diharapkan investor Australia akan mendapat kemudahan untuk berinvestasi di sektor lainnya seperti jasa keuangan, agribisnis, pariwisata, pertambangan, rumah sakit, infrastruktur, dan pendidikan.

"Untuk sektor strategis, Indonesia tetap memiliki kontrol atas jumlah investasi asing yang masuk melalui peraturan terkait Daftar Negatif Investasi," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com