Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Apresiasi Pengusaha yang Tukarkan Devisa Hasil Ekspor ke Rupiah

Kompas.com - 07/09/2018, 19:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan rupiah yang kian jinak terhadap dollar AS mendorong Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengapresiasi pengusaha yang mengonversi devisa hasil ekspor mereka yang berupa dollar AS menjadi rupiah.

Dalam dua hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung menguat setelah sebelumnya hampir menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), hari Selasa, (7/9/2018) ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.884.

Padahal dalam dua hari sebelumnya, secara berturut-turut nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.927 di hari Rabu (5/9/2018), dan Rp 14.891 di hari Kamis (6/9/2018).

"Saya apresiasi para pengusaha yang mempunyai devisa khususnya valas yang menjual valas dan itu menambah suplai di valas, sehingga dua hari supply dan demand terus berlangsung dan itu bagian penting mengenai pergerakan nilai tukar yang stabil dan dalam hal ini menguat," jelas Perry selepas Sholat Jumat di Masjid BI, Jumat (7/9/2018).

Lebih lanjut Perry menjelaskan sebelumnya pengusaha enggan untuk menjual devisa valas mereka lantaran adanya ketegangan perdagangan AS dan China, sekaligus Turki yang menimbulkan ketidakstabilan global.

Selain itu, investor yang sebelumnya masuk ke Indonesia kembali keluar, sehingga rupiah mendapatkan tekanan sepanjang hari Kamis, (30/8/2018) hingga Senin (3/9/2018).

"Dalam pasar yang mendapatkan tekanan, tempo hari saya sampaikan ada kecenderungan yang menahan devisa," jelas dia.

Menurut dia dengan berbagai langkah yang yang telah dilakukan oleh pemerintah membuat suplai dollar AS yang belum sempat masuk beberapa waktu lalu mulai kembali ke pasar valuta asing.

Kemudian, pengusaha yang membutuhkan devisa melihat kondisi rupiah membaik sehingga tidak terus menerus menggunakan dollar AS dalam transaksi mereka.

"Suplai yang tempo hari belum amsuk, mulai kemarin masuk dan yang kemudian membutuhkan devisa melihat rupiah semakin baik jadi tidak harus nubruk-nubruk dollar. Sehingga semakin lama semakin bekerja, suply dan demand nya bekerja. Jadi faktor-faktor tersebut yang membuat nilai tukar stabil," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com