Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Elok Jika Oposisi Ajukan Solusi Jitu Ketimbang Menari di Atas Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 08/09/2018, 22:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Heru Margianto

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menganggap sikap oposisi yang menyalahkan pemerintah soal pelemahan rupiah bukan hal yang bijak dilakukan.

Akan lebih elok jika pihak oposisi menggembar gemborkan solusi jitu yang bisa dilakukan untuk memulihkan nilai tukar rupiah tehadap dollar AS.

"Oposisi jangan menari di atas masalah rupiah. Carilah solusi apa?," ujar Bhima dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/9/2018).

Bhima mengatakan, rupiah tidak bisa menguat begitu saja dengan adanya terpaan kritik sana sini. Ketimbang kritik, pemerintah lebih membutuhkan solusi yang konstruktif. Sebab, nantinya keadaan bisa saja berbalik jika oposisi memenangkan Pemilu 2019.

"Kalau oposisi terus mengibaskan bara api, apa enak kalau oposisi menang 2019 nanti akan ikut menderita rupiah Rp 15.000?" kata Bhima.

"KIta seharusnya calm down," lanjut dia.

Berbeda dengan 1998

Bhima menilai, terlalu jauh jika membandingkan kondisi perekonomia Indonesia saat ini dengan situasi 1998 lalu.

Di tahun 1998 rupiah bertengger di angka Rp 14.800 dan terjadi krisis moneter. Harga-harga barang kebutuhan sehari-hari naik drastis.

Saat ini, ia menilai, kondisinya berbeda karena tekanan rupiah tidak drastis sebagaimana 1998.

"Kalau dibanding 1998 tidak apple to apple. Sekarang lebih cari solusi saja," kata Bhima.

Bhima juga mengkritisi pejabat atau menteri yang nampak tak menguasai ekonomi, tapi ikut berkomentar soal pelemahan rupiah.

Menurut dia, cukup Bank Indonesia dan menteri perekonomian yang paham soal kondisi ekonomi yang wajib menjelaskan.

Pernyataan menteri yang tidak tepat akan membuat situasi menjadi lebih panas dan berimbas negatif ke pasar.  

"Yang tidak paham ekonomi, disusupi kepentingan politik tidak usah terlalu berisik untuk mempengaruhi masyarakat di media sosial," kata Bhima.

Meski tembus Rp 15.000 per dolar AS, harga kebutuhan pokok masih stabil. Dampak ke masyarakat bawah belum begitu terasa.

Namun, provokasi dan gejolak di media sosial soal pelemahan rupiah justru membuat pengusaha dan investor mengmbil langkah mundur karena menganggap kondisi pasar tidak aman.

"Pengkhianatan ekonomi seperti itu yang harus dihindari," kata Bhima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com